DEMOCRAZY.ID – Setahun sudah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berjalan, dan sorotan datang bukan hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari media asing.
Dari The Straits Times di Singapura hingga BBC di Inggris dan ABC di Australia, semuanya menyoroti arah kepemimpinan baru Indonesia yang dinilai ambisius sekaligus kontroversial.
Media-media internasional itu menyoroti keberhasilan awal pemerintahan Prabowo-Gibran dalam mengonsolidasikan kekuatan politik, namun juga menggarisbawahi risiko menurunnya kualitas demokrasi.
Di sisi lain, kebijakan program makan bergizi gratis (MBG) dinilai sebagai langkah populis yang membawa manfaat sosial tetapi juga tantangan logistik yang tidak kecil.
Beragam analisis ini menunjukkan bahwa tahun pertama Prabowo-Gibran bukan hanya masa adaptasi, melainkan periode pembentukan citra dan arah baru Indonesia di mata dunia.
Media Singapura, The Straits Times, menilai tahun pertama Prabowo diwarnai dengan konsolidasi kekuasaan yang cepat dan efektif.
Dalam artikelnya berjudul “Political and populist moves make for an assertive, ambitious first year under President Prabowo”, media itu menyoroti gaya kepemimpinan yang disebut tegas dan ambisius.
“Tahun pertama Prabowo menunjukkan kendali yang kuat, menyatukan beragam kelompok tetapi melemahkan mekanisme pengawasan dan keseimbangan demokrasi,” tulis laporan tersebut.
Selain soal demokrasi, The Straits Times juga mengulas program populis seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program ini dinilai berdampak positif bagi siswa dan masyarakat desa, namun masih menghadapi kendala serius seperti keamanan pangan dan ketimpangan distribusi antarwilayah.
Sementara itu, ABC Australia menyoroti sisi sosial dan politik dari tahun pertama pemerintahan ini.
Artikel berjudul “Indonesia’s President Prabowo Subianto has just marked one year in office. Here is what has happened” menggambarkan dinamika politik yang diwarnai protes mahasiswa dan kritik terhadap elit politik.
“Banyak temannya marah kepada pemerintah, terutama setelah protes di bulan Agustus,” ujar Rey, mahasiswa Universitas Indonesia, seperti dikutip ABC.
Media itu juga memuat pandangan CELIOS (Center of Economic and Law Studies) yang menilai janji penciptaan 19 juta lapangan kerja belum terealisasi.
Data ABC menunjukkan tingkat pengangguran kaum muda Indonesia masih di angka 16 persen, sinyal bahwa ekspektasi terhadap pemerintahan baru belum sepenuhnya terpenuhi.
Dari London, BBC menyoroti isu berbeda. Dalam artikel berjudul “Protests and food poisonings test Indonesian president’s first year in office”, media itu menilai MBG sebagai eksperimen besar yang bisa menjadi warisan sosial jika berhasil dijalankan dengan baik.
Namun BBC juga mencatat adanya tantangan geografis dan logistik, mengingat program ini harus menjangkau lebih dari 6.000 pulau berpenghuni di seluruh Indonesia.
Meski kritik terhadap perekonomian tetap ada, BBC melihat optimisme ekonomi Indonesia masih kuat.
Seorang pengamat yang dikutip menyebut, “Pertumbuhan mungkin melambat, tetapi jumlah penduduk yang besar akan tetap mendorong aktivitas ekonomi.”
Sorotan media asing ini mencerminkan perhatian global terhadap arah politik Indonesia di bawah duet Prabowo-Gibran.
Dari gaya kepemimpinan, kebijakan populis, hingga tantangan demokrasi, semua menjadi cermin bagaimana dunia memandang posisi Indonesia di kawasan Asia Tenggara.
Secara domestik, pemerintahan ini masih menghadapi tantangan kepercayaan publik, terutama di kalangan muda dan akademisi.
Namun di sisi lain, program MBG dan proyek ekonomi besar-besaran seperti hilirisasi nikel, pertahanan pangan, serta transformasi digital menunjukkan niat kuat untuk membangun fondasi baru ekonomi nasional.
Bagi Indonesia, setahun pemerintahan ini bisa disebut periode penentu: apakah arah populisme bisa diimbangi dengan tata kelola yang transparan, atau justru berisiko mempersempit ruang demokrasi.
Satu tahun Prabowo-Gibran telah memunculkan beragam penilaian: ada yang memuji keberanian dan konsistensi dalam mengambil keputusan, tapi ada juga yang menyoroti sisi kontrol kekuasaan yang terlalu dominan.
Bagi publik Indonesia, terutama generasi muda, perjalanan ini menjadi ujian apakah pemerintahan baru mampu menepati janji kampanye dengan tetap menjaga prinsip demokrasi dan transparansi.
Sorotan media asing menunjukkan satu hal penting: Indonesia sedang dalam sorotan dunia, dan bagaimana pemerintah merespons kritik itu akan menentukan reputasi global negeri ini di tahun-tahun mendatang.
Sumber: HukamaNews