DEMOCRAZY.ID – Kedekatan intens yang dipertontonkan mantan Presiden Joko Widodo dengan pemerintahan Prabowo Subianto bukanlah sekadar silaturahmi politik.
Mantan Wakil Ketua DPD RI, Laode Ida menuding ada tiga agenda strategis yang sedang dijalankan Jokowi untuk mengamankan masa depan politik keluarganya serta melindungi warisan kontroversialnya.
Apa saja itu? Cek informasi detailnya yang dilansir dari Youtube Forum Keadilan TV pada Rabu, 15 Oktober 2025.
Laode Ida menguraikan bahwa pengaruh Jokowi akan tetap kuat dan diterima oleh Prabowo, terutama karena adanya ikatan balas budi yang kuat.
Ikatan inilah yang menjadi pintu bagi Jokowi untuk merealisasikan tiga agenda utamanya.
Motif pertama dan yang paling fundamental adalah melindungi posisi putranya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai Wakil Presiden.
Laode menyoroti bahwa Gibran terus menghadapi berbagai serangan politik yang serius, mulai dari polemik keabsahan ijazahnya hingga adanya wacana upaya pemakzulan.
Dengan terus berada di lingkaran dalam kekuasaan Prabowo, Jokowi memastikan bahwa Gibran, yang merupakan bagian dari pemerintahan saat ini, tidak akan mudah digoyahkan oleh serangan-serangan tersebut.
“Kepentingan untuk melindungi putranya itu penting, sehingga mau tetap bersama-sama dan mendekat terusnya Pak Prabowo,” ujarnya.
Motif kedua adalah untuk memastikan warisan atau legasinya, terutama proyek-proyek besar yang kontroversial, tidak diganggu atau dipersoalkan secara hukum di kemudian hari.
Proyek seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan peninggalan Jokowi yang menuai banyak kritik dan berpotensi menimbulkan masalah hukum.
Menurut Laode Ida, Jokowi secara aktif meminta perlindungan kepada Prabowo sebagai penguasa baru agar warisannya tersebut “tidak diutak-atik”.
Dengan demikian, Jokowi berupaya agar catatan pemerintahannya tidak tercoreng oleh penyelidikan hukum yang mungkin dilakukan oleh rezim baru.
Motif ketiga adalah agenda jangka panjang untuk mempersiapkan dan mengamankan kendaraan politik bagi dinasti keluarganya.
Laode secara spesifik menunjuk Partai Soliditas Indonesia (PSI), yang saat ini dipimpin oleh putra bungsunya, Kaesang Pangarep, sebagai kendaraan utama.
Ia meyakini bahwa Jokowi akan meminta Prabowo untuk turut mengamankan posisi PSI dalam lanskap politik nasional.
Kendaraan politik ini dianggap krusial tidak hanya untuk Kaesang, tetapi juga untuk masa depan politik Gibran di luar perannya sebagai wakil presiden.
Menurutnya, ketiga agenda ini kemungkinan besar akan berjalan mulus karena posisi tawar Jokowi yang sangat kuat.
Ia menilai Prabowo memiliki utang budi politik yang sangat besar atas perannya dalam memenangkan pemilu.
“Pak Prabowo ini kan targetnya jadi presiden. Untuk jadi presiden dengan Pak Jokowi, mulus,” ujar Laode, mengisyaratkan bahwa Prabowo akan sulit menolak permintaan dari orang yang telah membantunya mencapai tujuan utamanya.
Laode Ida menyimpulkan bahwa hubungan Prabowo-Jokowi adalah simbiosis politik yang sangat transaksional.
Di satu sisi, Jokowi membutuhkan Prabowo untuk membentengi masa lalu dan membangun masa depan dinastinya.
Di sisi lain, Prabowo terikat oleh jasa politik Jokowi.
Dinamika inilah yang diprediksi akan terus menyandera arah kebijakan nasional, di mana kepentingan personal berisiko lebih dominan daripada mandat rakyat yang sesungguhnya.
Sumber: Konteks