Bongkar Persoalan Freeport dan Blok Rokan, Said Didu: Saatnya Semua Kebohongan Jokowi Kita Buka!

DEMOCRAZY.ID – Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu buka-bukaan terkait PT Freeport dan Blok Rokan. Hal itu, kata dia untuk membongkar kebohongan Presiden ke-7 Jokowi.

“Saatnya semua kebohongan Jokowi kita bongkar,” kata Didu dikutip dari unggahannya di X, Rabu (22/10/2025).

Freeport sendiri adalah tambang emas terbesar di Indonesia, letaknya di Papua.

Sementara Blok Rokan, wilayah kerja Minyak dan Gas (Migas) terbesar di Indonesia yang ada di Riau.

Di sebuah siniar yang tayang di YouTube Keadilan TV, Didu menyebut negara tak pernah mengambil alih Freeport. Seperti selama ini yang digembar-gemborkan Jokowi.

“Dia selalu mengatakan, dia berhasil mengambil Freeport. Tidak pernah negara mengambil Freeport,” kata Didu.

DIa menjelaskan, yang ada adalah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membeli sejumlah saham Freeport. Itu pun tidak semuanya.

“BUMN membeli saham Rio Tinto yang ada di Freeport,” ujar eks anggota DPR RI itu.

Menurutnya, narasi bahwa negara mengambil alih Freeport, bentuk dari hebatnya Jokowi.

“Itulah hebatnya Jokowi berbohong,” sambung pria asal Pinrang Sulawesi Selatan tersebut.

Kemudian soal Blok Rokan, Didu juga membantah negara mengambil alih. Sebagaimana narasi Jokowi selama ini.

“Dia selalu menyatakan bahwa dia berhasil mengambil Blok Rokan. Tidak pernah negara mengambil blok Rokan,” ucapnya.

Dia menjelaskan, pada dasarnya memang kontraknya sudah habis. Sehingga harus kembali ke negara.

“Blok Rokan itu habis masa kontraknya, sesuai Undang-Undang,” ujarnya.

Alih-alih Jokowi, monyet pun presidennya, menurut Didu, Blok Rokan akan kembali ke negara.

“Dan monyet pun presidennya kembali. Jangankan Joko Widodo, monyet pun,” ucapnya.

Kala itu, salah satu BUMN terbesar yang membeli, yakni Pertamina.

“Nah. Dan saat itu sama sekali bukan negara mengambil. Itu Pertamina dipaksa membeli lewat lelang,” imbuhnya.

Harganya juga terbilang mahal menurut Didu. Dia tak membeberkan jumlahnya.

“Lewat lelang dengan harga yang mahal. Nah, terus dikatakan negara mengambil. Tidak,” pungkasnya.

Sumber: Fajar

Artikel terkait lainnya