Bukan Takdir, Sosok IniIni Bongkar Dugaan Penyebab Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny!

DEMOCRAZY.ID – Pernyataan Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Abdus Salam Mujib, yang menyebut ambruknya bangunan musala tiga lantai sebagai takdir dari Allah menuai reaksi keras dari publik.

Di tengah duka yang merenggut 67 nyawa santri, seorang content creator yang dikenal sebagai Ashar Hafidz melalui akun Tukangku.Co, menyuarakan pandangan teknis yang tajam dan menolak narasi pasrah tersebut.

Videonya viral, mengubah diskursus dari musibah menjadi tuntutan pertanggungjawaban.

Tragedi memilukan ini terjadi pada Senin, 29 September 2025, saat ratusan santri tengah menunaikan ibadah salat Ashar.

Bangunan tiga lantai itu runtuh seketika, menimbun para santri di dalamnya.

Pernyataan Abdus Salam yang menyerukan kesabaran karena ini adalah takdir, segera ditanggapi oleh Ashar Hafidz.

“Bukan takdir ini, Pak. Ini kecelakaan desain,” tegas Ashar dalam videonya yang menggabungkan klip pernyataan pengasuh ponpes dengan analisis teknisnya.

“Yang bikin ini harus bertanggung jawab. Yang punya yayasan, keluarin gambar strukturnya!”

Ashar, yang tampak memahami seluk-beluk konstruksi, secara sistematis membedah dugaan kesalahan fatal dalam pembangunan gedung tersebut.

Menurutnya, tragedi ini bukanlah bencana alam seperti gempa bumi atau tsunami yang bisa diterima sebagai musibah murni.

Ia menyoroti bukti visual dari Google Street View yang menunjukkan bangunan itu didirikan terlalu mepet dengan batas kepemilikan tanah dan saluran air, sebuah pelanggaran awal yang berbahaya.

“Ini udah mepet pinggir got, itu udah batas kepemilikan kita,” jelasnya.

Masalah menjadi lebih serius ketika bangunan tersebut terus ditinggikan hingga tiga, bahkan empat lantai.

“Mulai bangun lantai tiga ke atas, itu harus ada data sondir. Jadi ketahuan, lu pakai pondasi apa, jenis tanah lu tanah apa,” lanjutnya dengan geram.

Data sondir atau uji tanah, menurutnya, adalah prosedur standar yang wajib dilakukan untuk menentukan kekuatan dan jenis pondasi yang sesuai dengan daya dukung tanah, terutama untuk bangunan bertingkat.

Tanpa itu, membangun ke atas adalah sebuah pertaruhan nyawa.

Kritik Ashar ini sejalan dengan analisis awal tim SAR gabungan yang menyatakan penyebab ambruknya bangunan adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban.

Video Ashar dengan cepat menjadi simbol kemarahan publik.

Ia menyentuh nurani banyak orang dengan mengingatkan bahwa orang tua telah menitipkan anak-anak mereka untuk belajar dengan aman.

Pernyataannya bahwa kasih urusan sama ahlinya adalah perintah agama, menjadi sindiran telak terhadap potensi kelalaian dalam proses pembangunan.

Keluarga korban pun menyuarakan tuntutan serupa, mendesak agar kasus ini diusut tuntas tanpa pandang bulu jika ditemukan ada unsur kelalaian manusia.

Kini, Polda Jawa Timur telah memulai investigasi menyeluruh untuk mendalami penyebab pasti tragedi ini.

Sementara itu, suara keras Ashar Hafidz telah berhasil menggeser narasi, menegaskan bahwa di balik setiap takdir yang melibatkan kelalaian, harus ada pihak yang dimintai pertanggung jawaban.

https://www.suara.com/news/2025/10/08/123140/bukan-takdir-konten-kerator-ini-bongkar-dugaan-kelalaian-ambruknya-musala-ponpes-al-khoziny?page=2

Sumber: Suara

Artikel terkait lainnya