Kabinet Prabowo Makin Gemuk Setelah Kembali Lakukan Pelantikan Pejabat, Gembar-Gembor Efisiensi Hanya Omon-Omon!

DEMOCRAZY.ID – Kabinet Merah Putih dianggap makin gemuk. Setelah Presiden Prabowo kembali melakukan reshuffle kabinet.

Kali ini, ada dua wakil menteri yang dilantik, yaitu Akhmad Wiyagus sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) dan Benjamin Paulus Octavianus Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes). Pelantikan itu menambah pos jabatan di kabinet.

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga salah satu yang menyoroti. Baginya, reshuffle tersebut hanya membuat kabinet makin gemuk.

“Reshuffle kali ini mengesankan kabinet Prabowo semakin gemuk, khususnya dengan bertambahnya jabatan wakil menteri,” kata Jamaluddin dikutip dari keterangan resminya, Kamis (9/10/2025).

Itu, kata dia, bertentangan dengan efisiensi yang selama ini digembar-gemborkan pemerintahan Prabowo.

“Hal ini mengesankan kurang sejalan dengan kebijakan efisiensi yang diambil Prabowo,” ujarnya.

Bagi Jamaluddin, pelantikan baru-baru ini menambah beban APBN. Seperti untuk anggaran kegiatan rutin.

Di sisi lain, dia menilai urgensi penambahan wakil menteri tidak jelas. Mengingat sudah ada sekretaris jenderal dan direktur jenderal.

“Jadi, tanpa wakil menteri sebenarnya fungsi dan tugas kementerian dapat dilaksanakan oleh sekjen dan dirjen dengan baik. Para sekjen dan dirjen dapat membantu menteri dalam melaksanakan semua program yang ditetapkan presiden,” terangnya.

Dia juga mengkhawatirkan munculnya persaingan tidak sehat dengan menteri.

Karena membuka ruang tidak kondusifnya di suatu kementerian, termasuk potensi adanya matahari kembar.

Apalagi, Prabowo dianggap sudah terlalu sering melakukan perombakan kabinet.

“Lagi pula terlalu sering reshuffle mengindikasikan kurang selektifnya saat memilih menteri dan wakil menteri. Akibatnya, presiden tidak puas kinerja menteri dan wakil menterinya yang berujung reshuffle,” terangnya.

Ada anggota kabinet, kata dia, yang belum lama bekerja malah sudah diganti.

“Celakanya, kalau terlalu sering reshuffle kapan menteri dan wakil menterinya bekerja? Mereka belum lama bekerja sudah di reshuffle. Hal ini dapat mengesankan kabinet tidak kondusif,” pungkasnya.

Sumber: Fajar

Artikel terkait lainnya