DEMOCRAZY.ID – Nama komika Pandji Pragiwaksono kembali menjadi buah bibir.
Kali ini, pemicunya adalah video lawas materi stand-up comedy miliknya yang menyinggung adat Rambu Solo’ dari Toraja kembali viral dan menuai kecaman luas.
Namun, ini bukanlah kali pertama komika sekaligus aktor itu tersandung kontroversi akibat materi lawakannya.
Berikut adalah deretan kontroversi Pandji Pragiwaksono yang sempat menggemparkan jagat maya, dirangkum dari berbagai sumber.
Yang terbaru dan tengah panas, Pandji dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Aliansi Pemuda Toraja pada Sabtu, 1 November 2025.
Penyebabnya adalah materi stand-up dalam pertunjukan “Mesakke Bangsaku” tahun 2013 yang dianggap melecehkan.
Dalam video yang beredar, sang komika menyebut banyak warga Toraja jatuh miskin karena memaksakan diri menggelar pesta kematian yang mahal.
“Di Toraja, kalau ada anggota keluarga yang meninggal, dimakaminnya pakai pesta yang mahal banget. Bahkan banyak orang Toraja yang jatuh miskin habis bikin pesta untuk pemakaman keluarganya,” ujar Pandji dalam video tersebut.
Pernyataannya dinilai menyakitkan dan tidak sensitif. Ketua Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) Makassar, Amson Padolo, menegaskan bahwa Rambu Solo’ adalah upacara penghormatan luhur, bukan sekadar pesta.
“Kami sangat menyayangkan seorang tokoh publik berpendidikan seperti Pandji menjadikan adat Toraja sebagai bahan lelucon,” katanya.
Pandji telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka pada Selasa, 4 November 2025, mengakui bahwa lawakannya berangkat dari ketidaktahuan dan siap menjalani proses hukum negara maupun adat.
Pada April 2019, Pandji membuat marah para pecinta hewan, khususnya kucing.
Dalam materi bertajuk “Pragiwaksono Stand-Up Comedy Special”, dia menyebut kucing sebagai “hewan gembel” yang hidupnya dari mengemis makanan sisa manusia.
“Salah satu yang paling gembel tuh kucing. Kucing tuh gembel. Kerjanya ganggu kita kalau lagi makan,” ucap Pandji.
Akibatnya, organisasi Garda Satwa Indonesia melayangkan surat terbuka dan memprotes keras materi tersebut karena dianggap dapat memprovokasi orang lain untuk membenci hewan jalanan.
Setelah berdialog, Pandji akhirnya mengganti judul videonya.
Di awal 2021, Pandji kembali menjadi sorotan tajam setelah video siniarnya viral. Dia membandingkan dua ormas Islam terbesar di Indonesia dengan FPI yang baru saja dibubarkan.
Mengutip seorang sosiolog, Pandji menyebut FPI lebih dekat dan kehadirannya dirasakan oleh masyarakat lapisan bawah dibandingkan ormas besar yang dinilainya cenderung elitis.
Pernyataan ini memicu reaksi keras dan tudingan bahwa Pandji tidak memahami sejarah dan kontribusi besar ormas-ormas tersebut bagi bangsa.
Pada tahun yang sama saat materi “kucing gembel” ramai, potongan video stand-up Pandji yang lain juga ikut viral dan memicu perdebatan.
Dalam materinya, dia membahas dan menirukan berbagai gaya khotbah dari para khatib (penceramah Islam).
Tidak hanya itu, dia juga sempat melontarkan kritik terhadap takbir dan mempertanyakan fatwa yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Akibatnya, materi tersebut dianggap menyinggung isu agama dan membuatnya dituduh telah menghina Islam oleh sebagian warganet.
Deretan kontroversi ini menunjukkan bagaimana materi-materi Pandji Pragiwaksono, yang seringkali tajam dan menyentuh isu sensitif, tak jarang membawanya ke dalam pusaran perdebatan publik.
Sumber: Suara