Waduh! Amien Rais Usul Jokowi Dipenjara Seumur Hidup, Kenapa?

DEMOCRAZY.ID – Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Prof. Amien Rais, mengusulkan agar mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas sejumlah kebijakan yang dinilai merugikan bangsa selama 10 tahun masa kepemimpinannya.

Dalam video yang diunggah di kanal YouTube-nya Sabtu (25/10/2025), dengan Judul: “HUKUMAN MATI BUAT JOKOWI?” Amien menyebut hukuman penjara seumur hidup lebih tepat dibanding hukuman mati yang sebelumnya diusulkan sejumlah pihak, termasuk penasihat KPK Abdullah Hehamahua.

“Menurut saya lebih baik dijatuhi penjara seumur hidup. Life sentence atau life imprisonment ini lebih masuk akal,” ujar Amien.

Politisi senior itu berargumen, hukuman mati kemungkinan akan ditentang sebagian rakyat Indonesia dan negara Barat seperti Amerika Serikat.

Menurutnya, dengan dipenjara seumur hidup, Jokowi bisa menghapus sifat takabur dan meminta maaf kepada bangsa Indonesia.

Amien menilai substansi 10 tahun pemerintahan Jokowi adalah “menggadaikan Indonesia ke RRT (Republik Rakyat Tiongkok)” dan membangun oligarki yang didominasi para cukong serta taipan.

Ia juga menyoroti sejumlah kebijakan kontroversial seperti Undang-Undang Minerba, pembangunan IKN, UU Cipta Kerja, hingga Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dinilai merugikan negara ratusan triliun rupiah.

Mantan Ketua MPR RI ini mengutip pernyataan Adi Marsadi dari Gerakan Indonesia Bersih (GIB) yang menyebut di era Jokowi jumlah rakyat miskin bertambah menjadi 194 juta jiwa atau sekitar 68,2 persen penduduk Indonesia.

Amien juga merujuk temuan OCCRP (Organized Crime and Corruption Reporting Project) yang menyebut Jokowi sebagai salah satu pemimpin terkorup di dunia.

“Jokowi harus diadili. Tinggal kepada Presiden Prabowo apakah akan memperbaiki negara ini atau melindungi penipu yang sudah sengsarakan rakyat,” tandas Amien mengutip pernyataan pegiat sosial Guntur Siregar.

Amien juga mengusulkan Kejaksaan Agung (Kejagung) dan KPK untuk mengusut kebenaran dugaan Jokowi menyimpan triliunan rupiah di rumahnya, meski ia mengakui kemungkinan tersebut sulit terwujud karena kedua lembaga itu “to some extent masih menjadi antek Jokowi”.

Sumber: JakartaSatu

Artikel terkait lainnya