Dulu Jokowi Pede Bandara Ini Ramai, Kini 6 Bandara Ini Sepi dan Terbengkalai!

DEMOCRAZY.ID – Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia membutuhkan transportasi udara untuk menunjang mobilitas, perdagangan, pariwisata, hingga pertahanan negara.

Tapi sayangnya, ada banyak bandara di Indonesia yang dibangun secara megah dan fasilitas mewah, malah sepi pengunjung dan penerbangan.

Menurut pendapat Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono, bandara yang sepi itu disebabkan karena bandara tersebut dibangun di wilayah dengan konektivitas yang tidak mendukung.

Itulah sebabnya, masyarakat lebih memilih transportasi lain yang lebih memadai.

Justru inilah yang menjadi masalah. Sebab tidak sedikit bandara di Indonesia yang dibangun dengan dana yang besar.

Bila masalah ini tidak diselesaikan, bandara-bandara itu tidak hanya sepi pengunjung, juga terancam terbengkalai.

Deretan Bandara yang Sepi dan Terbengkalai di Indonesia

1. Bandara JB Soedirman, Purbalingga

Bandara JB Soedirman dibangun pada tahun 2019 dengan nilai investasi mencapai Rp350 miliar, dibangun oleh PT Hutama Karya (Persero) dan dikelola oleh PT Angkasa Pura II (Persero).

Di awal pembukaannya, bandara ini dibuka untuk penerbangan komersial yang beroperasi pada 3 Juni 2021.

Namun seiring berjalannya waktu, bandara ini sepi penumpang karena tidak banyak maskapai penerbangan yang menawarkan penerbangan ke bandara ini.

Akhirnya, sejak akhir 2024, Bandara JB Soedirman mulai ditinggalkan karena sudah tidak melayani penerbangan komersial sama sekali.

2. Bandara Wiriadinata, Tasikmalaya

Bandara Wiriadinata di Tasikmalaya pertama kali beroperasi menjadi bandara komersial pada awal Juli tahun 2017 yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.

Bandara dengan nilai investasi mencapai lebih dari Rp30 miliar itu diharapkan bisa membantu perekonomian sekitar dengan mempermudah akses wisatawan dan mobilitas masyarakat.

Namun sejak Februari 2019, bandara ini mulai sepi penumpang karena tidak banyak maskapai yang membuka rute ke bandara ini.

Seiring berjalannya waktu, bandara ini akhirnya terbengkalai karena tidak melayani penerbangan.

3. Bandara Ngloram, Blora

Bandara Ngloram didirikan pada tahun 1980 untuk keperluan minyak dan gas. Bandara ini sempat tidak beroperasi selama beberapa tahun.

Tetapi kembali dibangun dan diresmikan kembali oleh Presiden Joko Widodo pada Desember 2021.

Alasan pembangunan ulang ini diharapkan Bandara Ngloram mampu meningkatkan aktivitas industri perminyakan dan bisnis lainnya di sekitar Blora, Bojonegoro, dan sekitarnya.

Bandara yang menghabiskan anggaran APBN mencapai Rp132 miliar itu kini sepi pengunjung dan tidak melayani satu pun penerbangan.

4. Bandara Kertajati, Majalengka

Bandara Kertajati pertama kali dibangun pada tahun 2014 dan resmi beroperasi pada 24 Mei 2018.

Bandara yang dulu begitu dibangga-banggakan oleh mantan presiden Joko Widodo ini memiliki nilai investasi sebesar Rp2,6 triliun dari APBN dan biaya pembebasan lahan dari APBD Jawa Barat.

Tidak nanggung-nanggung, kala itu Jokowi mengungkap bahwa banyak investor dari berbagai negara, tertarik untuk menanamkan modalnya di bandara ini.

Namun kenyataannya, kini Bandara Kertajati tampak sepi. Sejumlah maskapai menghentikan operasi penerbangan karena tingkat keterisian penumpang (okupansi) yang rendah.

5. Bandara Ahmad Yani, Semarang

Bandara Ahmad Yani merupakan salah satu bandara tertua yang dibangun pada tahun 1955 sebagai pangkalan udara TNI AD.

Sejak tahun 1966, bandara ini dibuka untuk penerbangan komersial dan menjadi bandara internasional pada tahun 2004.

Bandara dengan nilai investasi Rp2,2 triliun, di mana terminalnya bisa menelan biaya Rp930 miliar ini mulai sepi penumpang.

Meski ada beberapa maskapai yang masih membuka rute perjalanan menuju bandara ini, tingkat keterisian penumpangnya yang terus menurun membuat bandara ini turun status dari bandara internasional menjadi domestik.

6. Bandar Udara Dhoho, Kediri

Bandar Udara Dhoho pertama kali dibangun pada tahun 2016 dan resmi beroperasi pada 5 April 2024.

Bandara dengan nilai investasi mencapai Rp12 triliun yang 100 persen dari swasta melalui PT Gudang Garam Tbk dan PT Surya Dhoho Investama ini dibangun dengan harapan dapat memajukan ekonomi dan mendukung sektor pariwisata di wilayah Kediri.

Namun sekarang, bandara yang dibangun secara megah itu sepi karena minimnya rute penerbangan dan harga tiketnya yang mahal.

Meski demikian, bandara ini masih beroperasi dan melayani penerbangan domestik dan internasional.

Sumber: Inilah

Artikel terkait lainnya