Baru Pensiun 1 Tahun, Kepemimpinan Jokowi Terus Dikulitin Banyak Orang, Lingkar Madani: Jadi Contoh Pensiunan Presiden Yang Tak ‘Aman’!

DEMOCRAZY.ID – Sudah lengser satu tahunan, tapi nama mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi masih menjadi pembicaraan rakyatnya.

Sayangnya, pembicaraannya lebih banyak ke arah tone negatif.

Hal itu disampaikan pengamat politik Ray Rangkuti yang menyoroti Jokowi mantan Kepala Negara yang masih terus ramai menjadi bahan perbincangan warga 62+.

Nama ayah Wapres Gibran Rakabuming Raka itu jadi gunjingan sejumlah pihak yang terus mengusik persoalan di era 10 tahun kepemimpinan sang Presiden.

Menurut Ray, ini adalah peringatan bagi pejabat lain. Terutama mantan presiden, bahwa sesuatu yang masih dirasakan janggal, akan selalu dikorek meski sudah lengser.

Fenomena Jokowi Jadi ‘Korban’ Pertama

Mengutip kanal YouTube Forum Keadilan TV, Minggu 2 November 2025, Ray Rangkuti menilai Jokowi sebagai mantan presiden yang masih saja diusik.

“Ini pertama kali dalam sejarah, kita melihat seorang eks presiden yang kelihatan terus diusik setelah yang bersangkutan tak lagi menjabat,”beber Ray.

Walaupun ada yang menyayangkan tindakan itu, Ray secara pribadi menegaskan menyambut positif gunjingan tersebut. Sebab bisa menjadi peringatan bagi pemimpin yang lain.

“Supaya orang terbiasa bahwa jabatan itu biasa-biasa saja,” tambah Ray.

Ia berpendapat, jika setiap mantan presiden merasa aman setelah tak lagi berkuasa, bisa memunculkan pemikiran tidak sepenuh hati dalam memimpin bangsa.

“Kalau selama ini semua mantan presiden kita aman, dihormati, nyaman setelah nggak berkuasa, itu akan membuat mereka merasa nggak penting-penting amat membangun, karena pasti mereka dipuji-puji tetap baik,” sesalnya.

“Apa yang terjadi pada Pak Jokowi ini semacam peringatan, menurut saya kepada siapapun yang memimpin (Indonesia),” tambahnya.

Ray bahkan melempar candaan bahwa fenomena tersebut disebut sebagai ‘Jokowisasi.’ “Ini Anda bisa lho di-Jokowisasi setelah tak menjadi pejabat, diulik terus,” tambah mantan Komisioner KPU itu.

Banyak Perkara yang Menyeret Jokowi

Dalam tayangan podcas tersebut, Ray juga membeberkan jajaran rumor yang pernah membawa nama Jokowi dalam setahun terakhir pascapensiun.

“Diulik terus, ijazah, pindah ijazah ke pemakzulan, pindah ke ijazah anaknya, sekarang Whoosh dalam satu tahun,” sebutnya.

Berbagai isu yang menyenggol nama Jokowi memicu masyarakat menyoalkan kepemimpinan sebelumnya.

“Apa yang terjadi? Itu kan artinya siapapun pemimpinnya masa yang akan datang, jangan menyimpan sesuatu yang Anda bakal dipersoalkan justru setelah tak berkuasa. Sakit!” tandasnya.

“Kenapa sakit? Karena kan ini masanya menikmati (pensiun),” tegasnya.

Perbandingan Masalah Jokowi dan Soeharto

Ray pun memperbandingkan reaksi publik terkait Soeharto dan Jokowi setelah lengser dari kekuasan.

Dikatakannya, saat Jokowi lebih kencang soal gelombang publik yang didapat.

Sebab turunnya Beliau dari jabatannya sebagai Presiden terjadi sesuai aturan.

“Di Pak Jokowi ini jauh lebih kencang karena nggak ada peristiwa yang mendesak orang saat sudah lengser. Kalau Pak Harto kan ada peristiwa ‘98 itu. Itu masalah terbesarnya,” ucapnya.

“Karena nggak ada peristiwa yang bener-bener harus buat orang mengevaluasinya. Perjalanannya bisa, proses legalitas terjadi, kekuasaan dua periode, serah terima tapi setelah itu dipersoalkan orang,” jelasnya.

Sumber: Konteks

Artikel terkait lainnya