Apakah Purbaya Bakal Ikuti Jejak Jokowi Jadi ‘Raja Ngibul’?

Apakah Purbaya Bakal Ikuti Jejak Jokowi Jadi Raja Ngibul

Oleh: Tarmidzi Yusuf | Kolumnis

Kalau Jokowi vs Jokowi sudah biasa. Pagi tempe. Sore ‘gehu’ gorengan khas Bandung. Janji pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tidak pake APBN.

Faktanya pake APBN. Wajar bila Jokowi dijuluki “Raja Pembohong” atau Raja Ngibul.

Apakah Purbaya akan mengikuti jejak Jokowi. Purbaya vs Purbaya. Bilang ogah bayar utang KCJB pake APBN.

Kita belum tahu Purbaya hanya sekedar omon-omon sehingga mengikuti jejak Jokowi sebagai pembohong. Wallahua’lam

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengundang decak kagum publik. Harapan baru. Persis Jokowi dulu dengan mobil esemkanya.

Jokowi terbukti bohong. Apakah Purbaya on the way bohong? Waktu yang akan membuktikan.

Purbaya bagai lentera untuk menerangi gelapnya masa depan rakyat walau baru sebatas omon-omon. Belum ada bukti kebijakan Purbaya pro rakyat.

Gebrakan Purbaya meski baru sebatas omon-omon. Gimmick. Publik melihatnya meski belum terbukti bagai “oase di padang pasir”.

Gebrakan yang sangat menyegarkan, menyenangkan, dan berharga di tengah situasi yang sulit, kering kerontang ditengah korupsi merajalela.

Namun tidak sedikit publik skeptis. Purbaya lebih menunjukkan dirinya seorang politisi ketimbang seorang teknokrat yang irit bicara.

Karena salah bicaranya menteri keuangan akan mengguncang pasar.

Apalagi rakyat memahaminya tidak tuntas. Hanya baca headline media mainstream.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tidak mau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ikut menanggung beban utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh.

Pernyataan Purbaya tersebut menjadi headline. Mengundang puja-puji. Menteri Keuangan yang pro rakyat.

Proyek warisan Jokowi akan dipreteli. Begitulah respon publik. Padahal pernyataan tersebut dibaca publik tidak utuh dan tidak tuntas.

APBN tidak menanggung beban utang Kereta Cepat Jakarta Bandung bunyi headline beberapa media.

Publik hanya baca judul. Seolah sudah menjadi keputusan politik. Padahal baru wacana alias omon-omon Purbaya.

Inilah pernyataan yang membuktikan bahwa pernyataan Purbaya tentang APBN tidak menanggung utang KCJB Whoosh omon-omon.

Purbaya mengaku bahwa dirinya belum diajak diskusi langsung oleh manajemen Danantara terkait permintaan untuk APBN kelola utang Whoosh.

“Saya belum dihubungi untuk masalah itu sih. Nanti begitu ada, saya kasih tau updatenya seperti apa,” ujar Purbaya seperti dikutip oleh beberapa media.

Diperkuat lagi komentar dari Istana tentang pernyataan Purbaya yang menolak membayar utang kereta cepat Whoosh menggunakan APBN.

Menurut Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, “Pemerintah tengah mencari jalan keluar untuk membayar utang proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Clear apa yang disampaikan Purbaya baru omon-omon. Belum ketuk palu. Baru wacana. Sayangnya, pernyataan Purbaya tersebut ditelan mentah-mentah oleh publik.

Anda masih ingat. Jokowi pernah menyebut pembangunan KCJB tidak menggunakan APBN.

Pada awal perencanaan dan permulaan proyek, Jokowi pernah berjanji KCJB akan dibangun tanpa menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Kita tidak ingin beri beban pada APBN. Jadi sudah saya putuskan bahwa kereta cepat itu tidak gunakan APBN, tidak ada penjaminan dari pemerintah. Oleh sebab itu, saya serahkan kepada BUMN untuk melakukan yang namanya B to B, bisnis,” ungkap Jokowi seperti dilansir dari situs resmi Sekretariat Kabinet pada 3 September 2015.

Fakta berkata lain. Jokowi berubah haluan 180 derajat.

Melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2021 ia justru memutuskan akan memberikan suntikan dana negara ke proyek KCJB melalui Penyertaan Modal Negara, penerbitan obligasi dan APBN.

Apalagi Purbaya belum punya rekam jejak dan prestasi karena baru menjabat 1 bulan sebagai Menteri Keuangan.

Dolar AS masih bertengger di atas Rp 16.000. Memang ada kabar baik. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG mencetak rekor baru di level 8.250.

Sebaiknya Purbaya fokus menyelamatkan uang rakyat di Kementerian Keuangan.

Memberantas mafia pajak, mafia anggaran, mafia bea cukai dan mafia lainnya yang menggerogoti uang rakyat.

Ini yang dinanti publik. Purbaya membongkar utang siluman era Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Presiden Jokowi senilai Rp 773 triliun. Utang siluman yang tidak dicatat di APBN.

Daripada pansos untuk tujuan politik yang belum jelas. Pansos meraih simpati publik untuk menjadi RI-2.

Posisi Menteri Keuangan kesempatan bagi Purbaya membuktikan menteri pro rakyat dengan membongkar kejahatan keuangan yang dilakukan rezim sebelumnya sekaligus membuktikan bahwa Purbaya bukan orang susupan LBP di Kabinet Prabowo Subianto. ***

Artikel terkait lainnya