DEMOCRAZY.ID – Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Palestina, kembali menjadi sorotan setelah situs ketiga tersuci umat Islam itu terancam runtuh imbas pembangunan bawah tanah Israel.
Sejumlah pihak menilai penggalian Israel di sekitar Masjid Al Aqsa selama ini tidak didasari studi ilmiah dan disebut-sebut dilakukan hanya untuk mengganggu dan merusak rumah ibadah umat Muslim tersebut.
Namun, selain melakukan penggalian, Israel juga kerap bertindak sewenang-wenang hingga melancarkan “penyerangan” sampai-sampai umat Muslim terutama warga Palestina sulit untuk beribadah di Masjid Al Aqsa.
Berikut sejumlah kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap Masjid Al Aqsa.
Penggalian di bawah sekitar Masjid Al-Aqsa oleh Israel sudah berlangsung bertahun-tahun. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan runtuhnya sebagian bangunan bersejarah dan disucikan umat Islam dunia ini.
Hal tersebut disampaikan oleh pemerintahan Yerusalem yang mengingatkan bahaya lebih lanjut dari penggalian yang dilakukan Israel.
Penasihat Kegubernuran Yerusalem Marouf Al-Rifai memperingatkan agar Israel tidak melanjutkan penggalian yang telah berlangsung sejak 1967 itu di sekitar Masjid Al Aqsa, utamanya penggalian terowongan yang menghubungkan beberapa situs bersejarah.
Al-Rifai mengingatkan, penggalian tersebut dapat menghancurkan beberapa landmark Palestina, seperti rumah-rumah bersejarah dan sekolah kuno. Penggalian juga bisa memengaruhi tanah di bawah Masjid Al-Aqsa, yang bisa mengancam stabilitas fondasinya.
Selama ini Israel beralasan penggalian dilakukan untuk keperluan penelitian dan artefak kuno. Israel selalu berdalih
“Penggalian arkeologi yang telah dilakukan Israel selama bertahun-tahun di dekat Bukit Bait Suci merupakan upaya ilmiah dan budaya yang patut dipuji,” seperti ditulis Jerusalem Centre for Security and Forein Affairs.
Pada 2023 silam, pemerintah Israel menggali terowongan persis di bawah Masjid Al Aqsa.
Penggalian terowongan ini sudah dilakukan sejak lama hingga menimbulkan kekhawatiran.
Sebab terowongan ini secara perlahan namun pasti akan menghancurkan fondasi bangunan masjid.
Melansir kantor berita Turki, Anadolu Agency, arkeolog Jamal Amro mengatakan Israel menggali terowongan sejak 1967.
“Sejak tahun 1967, Israel telah melakukan lebih dari 100 penggalian di bawah kota kuno yang diduga untuk drainase air hujan,” kata Prof Amro, Rabu (29/7/2022) silam.
Tak cukup menggali terowongan, orang Yahudi juga sering menyerang yang sedang ibadah atau berkunjung ke Masjid Al Aqsa.
Misalnya pada Mei 2021, pasukan Israel menyerbu kompleks Al Aqsa menggunakan gas air mata, peluru baja berlapis karet, dan granat kejut terhadap jemaah di bulan Ramadan.
Setahun sebelumnya, lebih dari 300 warga Palestina ditangkap, 170 orang di antaranya terluka saat pasukan Israel melancarkan serangan juga di bulan Ramadan.
Pada Maret 2022, aktivis Yahudi Raphael Morris nekat masuk ke Al Aqsa dan beribadah Talmud. Dia masuk ke sana setelah menyamar seperti orang Islam.
Pria 26 tahun itu mengganti pakaian Yahudi ortodoksnya dengan thobe, yakni pakaian tradisional yang banyak digunakan oleh pria Palestina.
Kelompok-kelompok permukiman Yahudi terus mengincar Al-Aqsha. Tindakan mereka mendapat dukungan penuh dari pemerintah pendudukan Israel.
Namun yang paling memiriskan adalah saat Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, secara terang-terangan mendatangi kompleks Al Aqsa.
Dia mengajak warga Yahudi untuk beramai-ramai berkunjung ke sana dan beribadah. Kunjungan itu dilakukan pada Hari Paskah, yang juga berbarengan dengan bulan suci Ramadan tahun lalu.
“Temple Mount (istilah kompleks Al Aqsa versi Yahudi) adalah tempat paling penting bagi orang Israel, dan kami menekankan kebebasan bagi Muslim dan Kristen,” ujar Ben-Gvir.
Setelah sukses dengan tindakan provikasinya, dan tidak mendapatkan tindakan apa-apa dari pemerintah, Ben Gvir yang terkenal rasis itu, mengulanginya lagi pada Agustus tahun 2025 ini.
Dilansir Reuters, beberapa video yang diunggah organisasi Yahudi bernama Temple Mount Administration memperlihatkan Ben-Gvir memimpin rombongan mendatangi kompleks Al-Aqsa bersama ribuan Yahudi.
Ben-Gvir berdoa di Masjid Al-Aqsa dan menyatakan Yahudi boleh beribadah di Masjid Al-Aqsa.
Bahkan ada kelompok Yahudi Return to Temple Mount, mengadakan sayembara berhadiah uang tunai kepada orang Yahudi yang berani datang ke Masjid Al Aqsa untuk melakukan ritual agama dengan mengurbankan seekor kambing.
Padahal, Masjid Al Aqsa berada dalam status quo sejak abad 19.
Status quo ini menetapkan umat Islam memiliki kendali penuh atas Masjid Al Aqsa, hanya umat Islam yang diizinkan beribadah di masjid ini. Namun ketetapan ini sengaja dilanggar Israel.
Sumber: CNN