PANAS! Isi ‘Surat Rahasia’ Presiden Venezuela Maduro ke Putin dan Xi Jinping Minta Bantuan Hadapi Amerika Serikat

DEMOCRAZY.ID – Presiden Venezuela Nicolas Maduro dikabarkan telah mengirim surat rahasia kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping, berisi permohonan bantuan militer menghadapi ancaman serangan dari Amerika Serikat (AS).

Langkah ini menandai peningkatan ketegangan baru di kawasan Karibia, di tengah meningkatnya kehadiran militer AS di perairan tersebut.

Laporan surat kabar The Washington Post, mengutip dokumen internal pemerintah AS, menyebut Maduro secara langsung meminta dukungan pertahanan strategis dari dua sekutunya itu.

Dalam suratnya kepada Putin, Maduro memohon bantuan sistem radar, rudal pertahanan, serta dukungan teknis untuk memperbaiki pesawat tempur Venezuela yang sebagian besar sudah uzur.

Permintaan itu disampaikan melalui utusan khusus presiden yang melakukan kunjungan tertutup ke Moskow pada awal bulan ini.

Sumber-sumber diplomatik menyebut pertemuan itu juga membahas potensi pengiriman instruktur militer Rusia untuk memperkuat pelatihan pasukan Venezuela.

Tak hanya Rusia, Maduro juga menulis surat kepada Presiden China Xi Jinping.

Dalam surat itu, dia menyerukan perluasan kerja sama militer dan percepatan produksi sistem radar buatan perusahaan China guna memperkuat deteksi dini terhadap pesawat dan kapal AS di Laut Karibia.

“Maduro menekankan bahwa agresi militer AS terhadap Venezuela juga merupakan tindakan terhadap China, karena kesamaan ideologi dan posisi geopolitik mereka,” demikian isi dokumen tersebut.

Selain itu, Menteri Perhubungan Venezuela Ramon Celestino Velasquez disebut aktif mengatur pengiriman peralatan militer dan drone dari Iran.

Dia bahkan akan berkunjung ke Teheran dalam waktu dekat untuk membahas pasokan perangkat pengacak GPS dan drone berjangkauan hingga 1.000 kilometer.

Kehadiran armada militer AS di Karibia belakangan ini membuat Karakas semakin waspada.

Washington berdalih operasi tersebut dilakukan untuk memerangi penyelundupan narkoba, namun pemerintah Venezuela menuduh langkah itu sebagai upaya provokasi dan ancaman langsung terhadap kedaulatan negara.

Sejak September lalu, pasukan AS melancarkan belasan kali serangan terhadap kapal Venezuela yang dituduh terlibat penyelundupan narkoba, menewaskan sedikitnya 61 orang.

Peristiwa itu menjadi salah satu tantangan terberat bagi Maduro sejak ia berkuasa pada 2013.

Pengamat geopolitik menilai, langkah Maduro mencari bantuan ke Rusia, China, dan Iran menunjukkan terbentuknya kembali blok kekuatan anti-Barat di era pasca-Perang Dingin.

Ketiga negara tersebut selama ini dikenal sebagai sekutu politik dan ekonomi Venezuela dalam menghadapi tekanan sanksi dari AS.

“Situasi ini sangat mengingatkan pada Krisis Rudal Kuba tahun 1962,” ujar pengamat politik internasional asal Meksiko, Luis Herrera, kepada media lokal.

“Perbedaannya, kini bukan hanya Uni Soviet yang terlibat, melainkan juga China dan Iran, yang membuat konstelasi global jauh lebih rumit.”

Ketegangan di Karibia kini menjadi sorotan dunia. Jika benar Venezuela menerima bantuan militer dari negara-negara sekutu, wilayah tersebut berpotensi menjadi front baru persaingan global antara Washington dan blok Eurasia.

Sumber: INEWS

Artikel terkait lainnya