Mengejutkan! Parlemen Makzulkan Presiden Madagaskar, Militer Ambil Alih Kekuasaan

1. Parlemen Madagaskar Makzulkan Presiden Andry Rajoelina

DEMOCRAZY.ID – Situasi politik di Madagaskar memanas setelah majelis rendah parlemen secara resmi memakzulkan Presiden Andry Rajoelina atas tuduhan desersi tugas dan kelalaian terhadap tanggung jawab konstitusionalnya.

Dalam sidang yang digelar pada Selasa (14/10/2025), sebanyak 130 anggota parlemen memberikan suara mendukung pemakzulan, jauh melampaui ambang batas dua pertiga dari total 163 anggota parlemen.

Keputusan ini dianggap sebagai teguran keras terhadap kepemimpinan Rajoelina, yang disebut-sebut menghilang dari publik selama berminggu-minggu di tengah gelombang demonstrasi besar menentang pemerintahannya.

2. Rajoelina Tolak Sidang Pemakzulan, Sebut Tak Sah Secara Hukum

Sebelum keputusan diambil, Presiden Andry Rajoelina menolak legitimasi sidang pemakzulan tersebut.

Ia menyebut bahwa proses yang dilakukan parlemen tidak memiliki dasar hukum dan bertentangan dengan konstitusi Madagaskar.

Namun penolakan itu tidak menghentikan jalannya pemungutan suara di parlemen.

Kalangan oposisi menilai pemakzulan ini merupakan langkah konstitusional yang sah, sementara para pendukung Rajoelina menyebutnya sebagai kudeta politik terselubung.

Kondisi ini memperuncing ketegangan antara lembaga eksekutif dan legislatif, di tengah situasi nasional yang semakin tidak stabil akibat protes sosial dan ekonomi yang meluas.

3. Militer Elite CAPSAT Umumkan Ambil Alih Kekuasaan

Tidak lama setelah putusan parlemen diumumkan, unit militer elite Madagaskar, CAPSAT (Corps des Personnels et des Services Administratifs et Techniques), menyatakan telah mengambil alih kekuasaan pemerintahan.

Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Kolonel Michael Randrianirina di depan gedung pemerintahan.

“Kami telah mengambil alih kekuasaan,” ujarnya kepada AFP dengan tegas.

Langkah ini menandai pengambilalihan militer pertama sejak krisis politik 2009, ketika Rajoelina sendiri naik ke tampuk kekuasaan lewat dukungan militer setelah menggulingkan presiden saat itu, Marc Ravalomanana.

4. Gejolak Politik dan Ancaman Krisis Nasional

Pengambilalihan kekuasaan oleh militer ini menimbulkan kekhawatiran besar di dalam negeri maupun komunitas internasional.

Warga Madagaskar telah turun ke jalan selama berminggu-minggu, menuntut reformasi ekonomi, penegakan hukum, serta akuntabilitas pemerintah.

Kini, dengan pemakzulan dan intervensi militer, situasi politik negara kepulauan di Samudra Hindia itu terancam memasuki fase krisis baru.

Para pengamat menilai langkah militer ini berpotensi memicu kekacauan politik dan ketidakpastian pemerintahan, mengingat sejarah panjang Madagaskar yang rentan terhadap kudeta.

Sumber: KuatBaca

Artikel terkait lainnya