✍🏻 Moeflich H. Hart
Secara umum, idealis itu karakternya mahasiswa, aktivis, pemikir, pejuang dan ulama. Idealis kita sederhanakan, mereka yang ingin dunia ini bener. Itu saja.
Tapi kata guru saya, orang idealis itu tidak ideal. Idealis yang bener adalah yang realistis tapi bertindak tepat. Bener juga ya?
Karena politik itu dunia pragmatis dan tempatnya transaksi kepentingan kekuasaan, maka hampir tak ada kebenaran dalam politik.
Yang penting menang dan berkuasa. Karenanya, umumnya para idealis selalu terlempar dan berada di luar lingkar kekuasaan. Mereka umumnya adalah para kritikus tajam.
Kalau sistem kekuasaannya buruk, pemimpin tertingginya lemah, karakter para pejabatnya buruk bahkan jahat, maka para aktivis yang asalnya idealis bisa rusak ketika masuk ke struktur dan kultur kekuasaan seperti itu.
Saya pun tak ada yang nelpon untuk mengisi kabinet. Padahal, saya berharap minimal komisarislah 😄.
Di kampus, jabatan saya paling tinggi hanya ketua jurusan. Saya katanya tak berbakat jadi pejabat karena selalu ingin bener dan suka melawan.
Tapi sekarang klaim itu tampaknya mulai runtuh. Para idealis bisa menduduki jabatan untuk berbuat maksimal.
Setelah 10 tahun kemarin, Indonesia berada dalam orkestra kedunguan dari kekuasaan jahat, kini pemerintahannya sebagiannya diisi para idealis. Mereka bukan mahasiswa tapi pejabat yang pikirannya bener dan lurus ingin memajukan negeri.
Tugas Prabowo masih banyak. Yang belum adalah membersihkan pemerintahannya dari sisa-sisa pejabat warisan Mulyono and his gank.
Kalau kita paham kondisi real politik di tingkat negara, gerakan Prabowo tak semudah seperti yang kita inginkan apalagi sistemnya sudah dirusak lama oleh kekuasaan sebelumnya.
Di pemerintahan negara besar dimana para pemain politik dan kepentingannya sangat banyak, dimana geng yang merusak, ambisius dan yang bener bersaing kekuasaan, kita akan memaklumi perubahan gak bisa semudah main ganti dan main pecat.
Itu mah gaya kepemimpinan mahasiswa yang belum banyak pengalaman berpolitik praktis.
Walaupun pemecatan itu harus tetap dilakukan presiden, kita, rakyat Indonesia, harus agak sedikit bersabar.
Yang penting, pemerintah sudah on the right track!
Konon reshuffle kabinet akan menyusul dengan orang-orang yang mudah-mudahan diharapkan rakyat. Ini berita dug-dug seer yang kita tunggu-tunggu.
Yang penting itu tetap bersikap kritis bukan membangun pesimisme dan apatisme.
Sikap optimis sembari tetap kritis, mudah-mudahan jadi amal dan berpahala yang terbawa ke akhirat kelak. ***