Mardigu Wowiek Bongkar ‘Barang Busuk’ Proyek Sang Mantan: Kereta Cepat, Hutang Tiongkok & Jebakan Sri Lanka!

DEMOCRAZY.ID – Dalam kanal YouTube-nya pada Senin (20/10/2025), analis politik dan pengamat ekonomi Mardigu Wowiek menembakkan kritik tajam pada proyek-proyek kontroversial era mantan presiden Jokowi.

Ia menyebut proyek-proyek itu sebagai “barang busuk yang dibanggakan” dan menimbulkan kerugian besar bagi negara.

“Kalau sudah tahu barang busuk, kenapa diterima dan dibanggakan? Motifnya apa? Netizen pun bingung,” ujar Mardigu.

Menurut Mardigu, proyek Whoos dan kereta cepat memiliki beban utang besar akibat kebijakan salah sang mantan presiden Jokowi dan penasihat spiritualnya.

“Proyek kereta cepat awalnya ditawarkan Jepang dengan bunga 0,1%, tapi dibatalkan dan pilih Tiongkok dengan bunga 2–3,4% per tahun. Setiap tahun bunga saja mencapai Rp 2 triliun, pendapatan tiket maksimal Rp 1,5 triliun. Ini merugi terus sampai kiamat!”

Whoos Ia bandingkan dengan Sri Lanka, di mana proyek pelabuhan Hamban Tota menjadi jebakan hutang bagi negara.

Kalau kita gagal bayar, Indonesia bisa kehilangan aset strategis diambil Tiongkok seperti Sri Lanka!”

Pelajaran Sri Lanka: Hutang Tiongkok Bikin Jebakan Nasional

Kasus pelabuhan Hamban Tota di Sri Lanka menjadi pelajaran penting: utang besar memaksa aset strategis disewakan ke perusahaan Tiongkok untuk melunasi utang.

Mardigu mengingatkan, hal serupa bisa terjadi pada proyek Whoos.

“Jika pemerintah tidak hati-hati, kita bisa terjebak dalam debt trap seperti Sri Lanka. Ini bahaya nyata untuk kedaulatan nasional!”

Mardigu menutup narasinya dengan dukungan terhadap langkah tegas pemerintah saat ini:

“Netizen sekarang mendesak agar semua kasus dugaan markup dan proyek bermasalah diselidiki. Kita tunggu sehebat apa sang mantan untuk mengelak.”

Banyak Masalah Sejak Awal, Luhut: Kereta Cepat, Barang Busuk!

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara soal polemik proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh.

Dalam acara peringatan satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025), Luhut mengakui bahwa proyek tersebut memang bermasalah sejak awal.

“Karena saya yang dari awal mengerjakan itu, karena saya terima sudah busuk itu barang,” ujar Luhut blak-blakan.

Ia menyebut bahwa kondisi keuangan proyek Kereta Cepat tidak sehat.

Namun, ia telah mengambil langkah perbaikan, termasuk melakukan audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) serta membuka jalur negosiasi dengan pihak China.

“Kita coba perbaiki, kita audit BPKP, kemudian kita berunding dengan China,” katanya.

Menurut Luhut, China telah menyetujui restrukturisasi utang yang diajukan Indonesia.

Meski prosesnya berjalan lambat akibat transisi pemerintahan, ia memastikan bahwa tidak ada hambatan berarti dari pihak mitra.

“Sekarang perlu nunggu Keppres, supaya timnya segera berunding, dan sementara China sudah bersedia kok, nggak ada masalah,” jelasnya.

Luhut juga menanggapi isu jebakan utang China yang kerap dikaitkan dengan proyek Kereta Cepat.

Ia menyebut bahwa tudingan tersebut tidak berdasar dan hanya memperkeruh suasana.

“Kenapa terus bilang nanti Whoosh akan kita akhiri dengan South China Sea. Apa lagi ini? Kadang-kadang saya nggak ngerti, bicara. Jadi kalau saran saya, kalau kita nggak ngerti datanya, nggak usah komentar dulu. Nanti cari datanya, baru berkomentar. Ya kalau cari popularitas murahan silahkan sih,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa proyek ini berbasis data dan terbuka untuk ditinjau.

Luhut bahkan mempersilakan siapa pun yang ingin mengetahui detail proyek untuk datang langsung kepadanya.

Sumber: MoneyTalk

Artikel terkait lainnya