DEMOCRAZY.ID – Mantan Juru Bicara (Jubir) Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Dino Patti Djalal ikut merespons soal Pemilu 2029, khususnya isu Gibran Rakabuming Raka yang didorong menjadi Wakil Presiden (Wapres) dua periode bersama Prabowo Subianto
Dalam akun Threads pribadinya, ia menyoroti pemerintahan Prabowo dan Gibran yang baru berjalan satu tahun. Hal tersebut lah yang dinilai menarik jadi pembahasan.
Tak tanggung-tanggung, dirinya pun mencatat lima poin penting jika Gibran kembali didorong menjadi Wapres dalam periode kedua.
“Saya merasa isu Gibran dua periode ini merugikan Gibran sendiri. Ada lima butir poin menurut saya,” ucapnya seperti dikutip, Rabu (29/10/2025).
Pertama, ia menilai penjodohan kembali Gibran dengan Prabowo pada periode kedua sulit dilakukan. Sebab, yang menentukan wakilnya adalah Calon Presiden itu sendiri.
“Pertama adalah gerakan ini mempatakompli Presiden Prabowo. Format Presiden dan Wapres itu yang menentukan Presiden bukan Wakil Presiden,” ujarnya.
Kemudian yang kedua, menurutnya ada rasa gundah yang terpendam dalam koalisi saat ini. Hal ini lah yang kemungkianan akan sulit diwujudkannya Prabowo-Gibran dua periode.
“Kedua gerakan Prabowo-Gibran dua periode ini akan megaktifkan rasa gundah yang terpendam dalam koalisi merah putih,” tambahnya.
Lanjut yang ketiga, ia menilai gerakan dukungan untuk Gibran dua periode dinilai sangat merugikan langkah sang Wapres.
“Ketiga gerakan ini akan merugikan Gibran sendiri. Karena semua yang dilakukannya dalam empat tahun kedepan ini dianggap sebagai manuver menuju dua periode,” urai dia.
Keempat, ia menilai untuk saat ini dukungan dari ayah Gibran, yakni Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) sudah menurun lantaran pamor politik dan partainya.
“Keempat Prabowo sudah tidak membutuhkan lagi Jokowi karena pamor politiknya sudah menurun. Belum lagi partai Jokowi PSI tidak menduduki satu kursi pun,” ungkapnya.
Terakhir, belum ada sejarah yang mencatat selain Soekarno-Hatta ada pasangan presiden dan wapres yang menjabat selama dua periode.
“Kelima, tidak ada Presiden dan Wakil Presiden yang menduduki posisi selama dua periode berturut-turut. Kecuali, Soekarno-Hatta,” tukasnya.
Pengamat Politik Rocky Gerung ikut merespons hasil survei Poltracking Indonesia terkait tingginya kepuasan publik terhadap kinerja Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Dalam survei tersebut, kepuasan terhadap Gibran mencapai 19 persen, kemudian sekitar 15,7 persen responden menilai Gibran dekat dengan rakyat, serta dapat bersinergi dengan Presiden Prabowo Subianto sebanyak 10,3 persen, pintar dan cerdas 8,7 persen.
Namun, menurut Rocky, sejumlah lembaga survei sangat mudah dibayar untuk merawat eksistensi politik Gibran yang positif.
“Tetapi publik tahu apa yang disebut kasat kusut di lembaga survei. Dengan mudah kita bandingkan bagaimana mungkin ada prestasi wakil presiden kendati didempetkan dengan prestasi presiden. Selama tidak ada satu keterangan publik yang membuat kita yakin bahwa Pak Gibran itu bekerja,” terangnya dalam kanal Youtubenya, dilihat Kamis (23/10/2025).
Lanjutnya, ia melihat survei tersebut terlalu mengada-ada, terlebih jika Gibran disandingkan Prabowo dianggap sebagai prestasi.
Karena itu, pihaknya mencurigai lembaga survei tersebut sengaja digaji untuk menjaga elektabilitas Gibran.
“Selama ini kita hanya mendengarkan gunting pita, pidato kecil sana sini, tetapi ada tugas khusus yaitu mengawasi pembangunan atau membuat perencanaan yang memungkinkan wilayah-wilayah yang tidak disentuh oleh presiden misalnya soal mengevaluasi MBG kan nggak mungkin presiden terus menerus ada dalam isu itu. Kalau politik luar negeri nggak, karena nggak mungkin punya kapasitas,” tuturnya.
Sumber: Olenka