Founder Lembaga Survei KedaiKOPI: Gibran Harus Dipaksa Bekerja Agar Uang Negara Tidak Terbuang Sia-Sia!

DEMOCRAZY.ID – Analis politik sekaligus pendiri lembaga survei KedaiKOPI, Hendri Satrio menilai Presiden Prabowo Subianto harus memaksa Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk bekerja supaya uang negara tidak terbuang sia-sia.

Hal itu disampaikan dalam dialog Overview Tribunnews dengan tema ‘Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran’ pada Rabu (22/10/2025).

Dalam satu tahun pemerintahan Prabowo, pria yang akrab disapa Hensa itu pada intinya menilai gap antara Prabowo dengan para menteri harusnya diperkecil.

Selain itu, peran Gibran sebagai Wapres harus terlihat.

“Gibran itu sebagai wakil presiden dia harus dipaksa untuk kerja, harus dikasih kerjaan dia. Kalau enggak buang-buang duit negara ini kan menggaji pejabat yang enggak kerja gitu,” ungkap Hensa.

“Jadi menurut saya kontribusinya harus dipaksa, harus ada dan harus dipaksa dia berkecimpung di pemerintahan ini walaupun Pak Prabowo enggak pengin,” imbuhnya.

Hensa juga menyoroti program ‘Lapor Mas Wapres’ yang dibuat Gibran.

“Lapor Mas Wapres tuh sebenarnya jalan enggak, kalau Lapor Mas Wapres yang lapor ada cuma enggak ditindaklanjuti kan percuma juga.”

“Tapi budget buat menggaji Wapres itu besar loh dan semua biaya-biaya operasional yang lain,” ujarnya.

Tentang Satu Tahun Kepemimpinan Prabowo

Pada kesempatan itu, Hendri Satrio juga menilai pada satu tahun pemerintah Prabowo, banyak program yang disasarkan untuk masyarakat miskin.

Mulai dari Makan Bergizi Gratis (MBG), cek kesehatan gratis, Sekolah Rakyat, hingga Koperasi Merah Putih.

“Tapi apakah semuanya itu berjalan lancar? Kan enggak ya. MBG ada terus yang keracunan, kemudian Koperasi Merah Putih, bahkan pemerintah tidak punya program komunikasi untuk menjelaskan kepada publik, kepada rakyat apa itu koperasi sesungguhnya,” ungkap Hensa.

Hensa juga menyoroti masalah terbesar Prabowo dalam satu tahun kepemimpinan adalah gap (jarak) yang cukup panjang antara dirinya dengan menteri-menteri.

“Jadi gap-nya itu panjang betul Prabowo secara elitis kemudian secara intelektual mungkin dia memahami gitu ya program-programnya dia mesti apa aja.”

Hensa menilai Prabowo memiliki cita-cita mulia untuk kesejahteraan rakyat.

“Jadi misalnya ya yang saya sempat merinding tuh pada saat dia pidato pelantikan, dia sampai bilang Indonesia ini negara kaya tapi rakyatnya 70 tahun masih ada yang mengais becak.”

“Bayangkan seorang Prabowo yang sosok elit justru bicara tentang hal itu. Hal yang tidak pernah sama sekali diucapkan oleh Jokowi yang katanya adalah kita, yang katanya adalah rakyat,” ungkapnya.

Tetapi, apa yang menjadi cita-cita Prabowo dinilai kurang dapat dilaksanakan dengan baik oleh para menteri.

“Prabowo sebagai pemimpin yang elit, dia punya cita-cita yang banyak sekali untuk memperbaiki Indonesia. Tapi memang gap-nya dengan menteri-menterinya itu kejauhan,” ungkap Hensa.

Sumber: Tribun

Artikel terkait lainnya