DEMOCRAZY.ID – Tahun 2025 tampaknya menjadi panggung baru bagi wajah-wajah pejabat pemerintahan Indonesia yang mulai mendapat sorotan positif dari rakyatnya.
Di tengah derasnya kritik terhadap politik dan birokrasi.
Beberapa nama justru berhasil menembus sekat ketidakpercayaan publik.
Muncul sebagai sosok yang dinilai bekerja nyata, bukan sekadar bicara.
Dalam survei nasional yang dilakukan Poltracking Indonesia pada Oktober 2025.
masyarakat menunjukkan bahwa mereka masih bisa memberikan apresiasi, selama pejabatnya dianggap “hadir” dan “relevan” dengan kehidupan sehari-hari.
Menariknya, tahun ini publik tampak lebih condong menilai berdasarkan kinerja yang terasa langsung ketimbang pencitraan semata.
Berikut rangkuman lima pejabat pemerintahan Indonesia yang mencatatkan tingkat kepuasan publik tertinggi pada tahun 2025.
Lengkap dengan data survei dan fakta penting sebagai landasannya.
Pada survei Poltracking Indonesia 3–10 Oktober 2025, 1.220 responden.
Ia memimpin daftar dengan tingkat kepuasan publik sebesar 65,7%
Sebelumnya, pada survei Indikator Politik Indonesia 16–21 Januari 2025 ia juga tercatat meraih 92,8% kepuasan publik.
Fakta penting, Ia dinilai berhasil membangun citra kerja yang “mudah dipahami publik” dan komunikasi yang efektif terhadap program moderasi beragama.
Berdasarkan hasil survei Poltracking 3–10 Oktober 2025, Erick Thohir menempati posisi kedua dengan tingkat kepuasan publik 63,5%.
Sebagai menteri yang menangani sektor yang dilihat “populer” di kalangan publik (pemuda, olahraga).
Posisinya menunjukkan resonansi yang cukup baik di masyarakat umum.
Angka ini masih tertinggal dari Nasaruddin Umar, dan masih menunjukkan bahwa lebih dari satu-pertiga responden belum “puas”.
Survei Poltracking menempatkan Purbaya pada urutan ketiga dengan kepuasan publik sebesar 61,2%.
Menteri Keuangan terbaru ini juga memiliki gaya khas seperti sering ceplas ceplos yang membuat masyarakat suka dengan gayanya.
Sebagai penanggung jawab sektor keuangan yang sangat teknis dan berdampak luas, angka ini bisa dibilang cukup kuat dalam konteks jabatan tersebut.
Tantangannya adalah bagaimana menjembatani gap antara persepsi teknis dan pemahaman publik umum terkait kebijakan fiskal.
Hasil survei Poltracking mencatat tingkat kepuasan publik sebesar 61,0%, menempatkan beliau sebagai peringkat keempat.
Infrastruktur sering dilihat sebagai indikator “nyata” yang mudah dirasakan masyarakat, sehingga jabatan ini punya peluang memperoleh apresiasi publik lebih cepat.
Catatan Namun pelaksanaan dan ekspektasi publik di bidang infrastruktur tinggi, sehingga tetap membutuhkan pengelolaan yang transparan agar kepuasan bisa naik.
Walau bukan menteri, dalam daftar survei Poltracking posisi ke-5 adalah Panglima TNI Agus Subiyanto dengan tingkat kepuasan publik 60,2%.
Berbeda dengan pejabat yang sebelumnya kebanyakan dari kementrian.
Agus Subiyanto merupakan jebolan dari Panglima TNI.
Keamanan dan pertahanan menjadi salah satu sektor yang mendapat sorotan publik dalam survei seperti ini faktor stabilitas sangat diperhatikan.
Meski sektor ini tidak langsung “day-to-day” bagi sebagian besar warga, citra dan persepsi atas tugasnya memberi efek tinggi terhadap hasil survei.
Dalam lanskap pemerintahan 2025, kelima pejabat tersebut menjadi “unggulan” dari sisi persepsi publik.
Mereka punya kombinasi kinerja yang dirasakan, tugas yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, dan komunikasi yang cukup ampuh.
Namun, tidak berarti posisi mereka sempurna tantangan besar masih menanti, terutama untuk menambah tingkat kepuasan menuju mayoritas yang lebih besar.
Sumber: PojokSatu