

DEMOCRAZY.ID – Ketua Umum sekaligus pendiri Organisasi Ternak Mulyono (Termul), Muhammad Firdaus Oiwobo, memberi peringatan kepada siapa pun yang mengganggu Joko Widodo, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, serta Presiden Prabowo Subianto maka akan berhadapan dengannya.
Firdaus mengajak masyarakat untuk bergabung dalam organisasi yang ia dirikan pada 23 Agustus 2025.
Firdaus menegaskan bahwa sebutan “Termul” bukanlah bentuk hinaan melainkan memiliki makna mulia karena membawa semangat persatuan bangsa.
“Saya Ketua Umum dan Pendiri Organisasi Ternak Mulyono atau Termul, Muhammad Firdaus Oiwobo, mengajak masyarakat untuk bergabung di Organisasi Termul,” ujar Firdaus dikutip pada Kamis (9/10/2025).
“Termul ini bukan sebutan hinaan. Termul ini adalah termulia di mata bangsa dan di mata Allah SWT,” tambahnya.
Pengacara kontroversial itu menjelaskan, tujuan pembentukan Termul adalah untuk menjaga keutuhan dan stabilitas nasional dari provokasi pihak-pihak tertentu.
Ia menuding terlapor Roy Suryo dan Rismon Sianipar sebagai pihak yang kerap membuat kegaduhan dan berpotensi memecah belah bangsa.
“Karena kalau provokasi yang dilakukan oleh oknum-oknum seperti Roy Panci dan Rismon Betok ini dibiarkan, akan terjadi disintegrasi bangsa,” tegasnya.
Lebih lanjut, Firdaus memperkenalkan logo Termul yang bergambar simbol simpanse. Baginya, hewan tersebut dipilih karena dianggap merepresentasikan kecerdasan.
“Sipanse ini bukan makhluk hina. Sipanse ini adalah binatang yang paling cerdas di antara binatang, yang nilai kecerdasannya hampir sama dengan manusia,” jelasnya.
Ia menambahkan, simbol tersebut digunakan sebagai pembeda dengan kelompok yang disebutnya keledai, yang menurutnya menggambarkan kebodohan dan pengulangan kesalahan.
“Keledai adalah binatang dungu yang jatuh di lubang yang sama. Nah, rombongan Roy Panci sudah saya sebut. Mereka adalah binatang keledai yang jatuh di lubang yang sama,” katanya.
Dalam video itu, Firdaus juga menyerukan kepada masyarakat untuk membentuk cabang Termul di berbagai daerah dengan menggunakan logo resmi yang dapat diunduh dari akun media sosial pribadinya.
Ia menegaskan, gerakan ini bukan untuk memecah belah bangsa, melainkan untuk menghadang upaya provokasi yang berpotensi menimbulkan perpecahan.
“Kita bukan memprovokasi agar anak bangsa pecah, tetapi menjaga stabilitas nasional dari provokasi-provokasi yang dilakukan oleh oknum yang mengaku ahli, padahal tidak punya legalitas,” tandasnya.
Sumber: Fajar