Satu Per Satu Relawan Tinggalkan Jokowi, Pengamat: Kekuatan Politiknya Telah Lumpuh!

DEMOCRAZY.ID – Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, menilai kekuatan politik Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) kini berada di titik terendah.

Ia menyebut bahwa para relawan utama yang dulu menjadi kaki pendukung Jokowi mulai satu per satu menjauh dan bahkan menghadapi persoalan hukum maupun politik.

“Kaki-kaki Jokowi sudah teramputasi,” ujar Muslim Arbi dalam catatan politiknya berjudul Catatan di Stasiun Gubeng – Surabaya, Senin (3/11/2025).

Menurutnya, tokoh-tokoh relawan seperti Silvester Matutina, Emanuel Ebenhaizer (Noel), dan Budi Arie Setiadi kini tak lagi menunjukkan soliditas seperti masa kekuasaan Jokowi.

“Silvester ngumpet, Noel tersangkut kasus KPK, Budi Arie pun mulai menjauh,” ujarnya.

Muslim menggambarkan bahwa kelompok relawan Jokowi yang dulu militan dan menjadi pembela utama mantan presiden itu kini kehilangan arah dan keberanian untuk bersuara.

“Mereka dulu menikmati jabatan empuk di masa Jokowi berkuasa. Sekarang, tak berani lagi bicara besar,” katanya.

Ia menilai, perubahan arah politik Projo, organisasi relawan terbesar yang didirikan untuk mendukung Jokowi, menjadi sinyal kuat pergeseran kekuatan politik.

“Dengan rencana mengganti logo Projo yang bertampang Jokowi, itu pukulan berat bagi Jokowi dan Budi Arie,” tulis Muslim Arbi.

Dalam tulisannya, Muslim menggunakan metafora keras untuk menggambarkan kondisi politik Jokowi.

“Ibarat Jokowi baru saja meninggal dan tanah merahnya masih basah, para relawannya sudah lari tunggang langgang,” ujarnya.

Ia menilai, selama satu dekade para relawan dimanjakan dengan kekuasaan dan posisi strategis, namun kini mereka meninggalkan Jokowi ketika tak lagi berkuasa.

Muslim juga menyinggung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang baru setahun berjalan.

Ia mendorong agar Prabowo tak ragu melakukan perombakan kabinet dan “membersihkan” figur-figur yang masih dianggap loyal kepada Jokowi.

“Publik mendesak Prabowo untuk tidak perlu ragu bersihkan para Jokower di kabinet agar agenda perbaikan untuk negara dan rakyat tidak terganggu,” tulisnya.

Lebih jauh, ia menyinggung isu pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang disebutnya sebagai bagian dari dinamika politik pasca-Jokowi.

Muslim Arbi menutup catatannya dengan kesimpulan tajam:

“Jokowi bukan saja alami kelumpuhan fisik akibat penyakit yang menderanya, tetapi secara politik dan psikologis di mata masyarakat: Jokowi telah end.”

Sumber: JakartaSatu

Artikel terkait lainnya