POLITIK

WADUH! PolMark Indonesia Beberkan 'Tiga Argumen' Kedekatan Prabowo dan Jokowi Bakal Bubar

DEMOCRAZY.ID
Januari 03, 2025
0 Komentar
Beranda
POLITIK
WADUH! PolMark Indonesia Beberkan 'Tiga Argumen' Kedekatan Prabowo dan Jokowi Bakal Bubar



DEMOCRAZY.ID - Pengamat Politik dari PolMark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah menilai Prabowo Subianto punya langkah politik sendiri menyikapi konflik antara Megawati Soekarnoputri vs Jokowi Widodo (Jokowi).


Menurut Kang Eep, Prabowo tidak akan tergesa-gesa mengambil posisi sebagai pendukung Jokowi ataupun mendukung Megawati.


Bagi Kang Eep, terlalu gegabah menilai Prabowo ada di bawah ketiak Jokowi, dengan pandangan bahwa Prabowo berjasa besar pada Jokowi yang mengantarkannya sebagai Presiden.


"Ijinkan saya membantah teori/asumsi itu, dengan mengatakan kebutuhan Prabowo bukan hanya berterimakasih pada masa lalu, tetapi juga menata masa depan," jelas Kang Eep dalam podcast disitat di kanal YouTube, Kamis (2/1/2025).


Untuk kebutuhan berterimakasih pada masa lalu, lanjut Eep, memang Prabowo cenderung dekat pada Jokowi. 


Tetapi untuk menata masa depan, kedekatan Prabowo pada Megawati jauh lebih tegas.


Bagaimana dengan asumsi Prabowo punya hutang budi pada Jokowi? Kang Eep menilai tidak ada lagi soal hutang budi karena antara keduanya sudah saling memberi dan saling menerima.


Ada tiga hal argumentasi Kang Eep menjelaskan bahwa hutang budi Prabowo tidak sebesar yang bayangan banyak orang.


Pertama, Prabowo sudah berjuang 20 tahun (sendiri/tanpa Jokowi) untuk duduk di kursi presiden.


Sekalipun Jokowi membantu dalam satu tahun atau lima tahun terakhir, tapi dalam 15 tahun atau 20 tahun sebelumnya Prabowo berjuang sendiri.


"Sumbangsih Jokowi secara proporsional akan dilihat Prabowo bukan menghiasi seluruh perjalanan politiknya, tapi hanya diujung saja," lanjut Kang Eep.


Kedua, Jokowi bukan tidak menerima apa-apa ketika membantu Prabowo menjadi presiden.


Semua bisa melihat, bahwa yang paling dibantu oleh Jokowi adalah putranya sendiri, Gibran Rakabuming Raka yang sekarang sudah jadi wakil presiden.


"Karena itu, neraca di antara Jokowi dan Prabowo sebenarnya sudah seimbang. Memang Prabowo dibantu jadi presiden tetapi pada saat yang sama Prabowo membawa Gibran ke kuris RI 2. Itu jabatan tidak main-main, tapi luar biasa," tegas Kang Eep.


Ketiga, terkait kerangka hukum dan aturan tentang Wilayah Aglomerasi yang sudah disiapkan Jokowi dan Prabowo tidak ada tanda-tanda menghentikannya.


Dalam konteks ini, jelas Kang Eep, posisi wakil presiden (Gibran/Jokowi) memiliki kekuasaan pada satu wilayah yang sangat strategis secara ekonomi, bisnis dan industri. Yaitu Jabodetabek.


"Ini (kerangka hukum Aglomerasi ke Gibran/Jokowi) adalah sesuatu yang sangat besar diserahkan Prabowo ke Jokowi lewat putranya," tandas Kang Eep.


Dengan alasan-alasan itulah, Kang Eep menilai tidak tepat jika orang-orang memandang posisi Prabowo begitu rendah di hadapan Jokowi. Apalagi Prabowo dianggap ada di ketiak Jokowi. Tidak!


Sebaliknya, ada saatnya nanti konflik muncul. Tinggal tunggu waktu. 


Sebab Prabowo pasti sadar Gibran pasti bercita-citakan naik satu tingkat jadi Presiden. menggesernya.


Sumber: Daulat

Penulis blog