.jpeg)
𝗣𝗜𝗧𝗨𝗡𝗚 & 𝗗𝗜𝗗𝗨 (𝗖𝗲𝗿𝗺𝗶𝗻 𝗣𝗲𝗿𝗹𝗮𝘄𝗮𝗻𝗮𝗻 𝗗𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗥𝗲𝘁𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗭𝗮𝗺𝗮𝗻) Sebelum dilumpuhkan dengan sebutir peluru emas, bacokan kelewang, dan tembakan dari aparat kompeni, Pitung disergap oleh Marechaussee, unit kepolisian Belanda, yang di Indonesia akrab disebut Marsose, di kuburan Kober China, Tomang. Mundur 29 tahun sebelumnya, tepatnya pada 1864, di kawasan Rawabelong (Palmerah), lahir bayi laki-laki putra pasangan Panimin dan Sa’pinah. Bayi yang diberi nama Salikun itu dikemudian hari dikenal sebagai Si Pitung, jawara Betawi. Melompati ruang waktu nyaris 100 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2 Mei 1962, di Pinrang, Sulawesi Selatan lahir seorang anak lelaki yang dikemudian hari dikenal sebagai “Said Didu” atau lengkapnya diberi nama Muhammad Said Didu. (penulis tidak memiliki referensi nama kedua orang tua beliau). Sepak terjang kedua nama berjarak waktu seratus tahun ini memang tidak sama secara aktual, namun esensinya memiliki kemiripan. Pitun...