DEMOCRAZY.ID - Sebuah kasus yang melibatkan seorang siswa SD yang dihukum duduk di lantai karena menunggak SPP menuai perhatian publik setelah viral di media sosial.
Kejadian tersebut diungkap oleh akun Twitter @kegblgnunfaedh, yang menyoroti dugaan bahwa kasus ini diatur sedemikian rupa.
Dalam unggahan tersebut, kakak dari wali murid bernama Yani menyampaikan permintaan maaf atas insiden tersebut.
Disebutkan bahwa siswa yang dihukum tersebut, anak dari Kamelia, menjadi sorotan setelah kejadian yang terekam dalam kamera.
Yani menyatakan permintaan maafnya atas kelakuan Kamelia yang menyebabkan keributan.
Berawal dari munculnya kritik terkait perlakuan pihak sekolah yang dianggap tidak manusiawi terhadap siswa yang mengalami kesulitan ekonomi.
Dalam unggahan yang sama, disertakan tangkapan layar rekaman CCTV yang menunjukkan siswa duduk di lantai di dalam kelas.
Yani menjelaskan bahwa pada kasus tersebut guru tidak memiliki kesalahan sedikit pun. Namun, murni kesalahan adiknya.
"Guru gak salah. Awalnya duduk di bangku, tapi dipanggil mamanya disuruh duduk di bawah. Hentikan semua informasi yang menjelekkan sekolah ini, kesalahan bukan dari guru," kata Yani dalam video yang beredar.
Ia juga memohon kepada pengguna medsos untuk berhenti membicarakan kasus tersebut. Mengingat dirinya telah datang ke sekolah dan meminta maaf.
"Tapi memang adekku yang tidak tahu diri. Hentikan semua juga (informasi yang beredar) dari manapun itu. Jangan lagi diperpanjang masalah ini. Saya minta maaf, malu sama keluarga," tandasnya.
👇👇
Ini vidionya pic.twitter.com/C54XBKqOvk
— Kegoblogan.Unfaedah (@kegblgnunfaedh) January 14, 2025
Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Ukhuwah dan Dakwah, Muhammad Cholil Nafis, angkat bicara terkait kabar seorang siswa SD di Medan berinisial MI yang terpaksa duduk di lantai saat belajar karena tidak mampu membayar SPP sebesar Rp180 ribu.
Peristiwa ini menyita perhatian publik dan menuai simpati dari berbagai pihak.
"Ya Allah info ini sangat simpatik," ujar Cholil dalam keterangannya di X @cholilnafis (12/1/2025).
Cholil Nafis mengusulkan agar pemerintah tidak hanya fokus pada program makan siang bergizi gratis bagi siswa.
"Mungkin baiknya tak semua anggaran untuk makan siang bergizi gratis bagi siswa," sebutnya.
Ia menilai pentingnya alokasi anggaran untuk membebaskan biaya SPP, terutama bagi keluarga yang kurang mampu di sekolah swasta dan madrasah.
"Tapi juga ada anggaran untuk SPP gratis yang dibayari oleh pemerintah," Cholil menuturkan.
Cholil bilang, langkah ini dapat membantu siswa-siswa dari keluarga kurang mampu untuk tetap mendapatkan hak pendidikan mereka tanpa hambatan biaya.
"Khususnya keluarga tak mampu di sekolah-sekolah swasta dan madrasah," tandasnya.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto yang mengetahui hal tersebut langsung bereaksi.
Prabowo menginstruksikan Anggota DPRD Gerindra Sumatera Utara (Sumut) Ihwan Ritonga untuk melunasi SPP MI hingga tamat sekolah.
Sumber: Fajar