HUKUM POLITIK

Jokowi Pemimpin Terkorup Versi OCCRP, KPK Minta Bukti Pendukung: Serahkan ke Kami Jika Ada

DEMOCRAZY.ID
Januari 02, 2025
0 Komentar
Beranda
HUKUM
POLITIK
Jokowi Pemimpin Terkorup Versi OCCRP, KPK Minta Bukti Pendukung: Serahkan ke Kami Jika Ada



DEMOCRAZY.ID - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merespons laporan dari Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang memasukkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai salah satu finalis pemimpin dunia yang terkorup.


Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika, menegaskan bahwa masyarakat yang memiliki bukti terkait dugaan korupsi Presiden ke-7 tersebut dapat melapor. 


Ia menekankan bahwa semua warga negara Indonesia memiliki kedudukan yang sama di mata hukum.


"Semua warga negara Indonesia memiliki kedudukan yang sama di muka hukum. KPK mempersilakan bila ada pihak-pihak yang memiliki informasi dan bukti pendukung," kata Tessa dalam keterangan tertulis kepada awak media, Kamis (2/1/2025).


Tessa juga menjelaskan bahwa masyarakat tidak hanya dapat melapor ke KPK, tetapi juga ke Kejaksaan Agung (Kejagung) maupun Kepolisian (Polri) yang memiliki kewenangan menangani perkara tindak pidana korupsi.


"Untuk dapat dilaporkan menggunakan saluran dan cara yang tepat ke Aparat Penegak Hukum. Baik itu ke KPK, maupun ke Kepolisian atau Kejaksaan yang memang memiliki kewenangan menangani tindak pidana korupsi," tambahnya.


Sebelumnya, OCCRP merilis daftar lima pemimpin dunia yang menjadi finalis terkorup. 


Nama Jokowi muncul sebagai salah satu dari lima tokoh dunia yang mendapat nominasi terbanyak dari pembaca, jurnalis, juri, serta jaringan OCCRP secara global.


"Finalis-finalis yang menerima paling banyak dukungan tahun ini adalah Presiden Kenya William Ruto; mantan Presiden Indonesia Joko Widodo; Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu; mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina; dan pebisnis India Gautam Adani," demikian pernyataan di laman resmi OCCRP yang dikutip di Jakarta, Selasa (31/12/2024).


Adapun tokoh yang dinobatkan sebagai "Corrupt Person of the Year" oleh OCCRP adalah Presiden Suriah Bashar Al-Assad. Assad digulingkan oleh kelompok oposisi dan kini melarikan diri ke Moskow, Rusia. 


Selama dua dekade berkuasa, Assad dinilai memimpin rezim yang otoriter dengan pembungkaman suara kritis dan penggunaan kekuatan negara.


Saat dikonfirmasi terkait hal ini, Jokowi hanya terkekeh sembari menantang OCCRP untuk membuktikan tuduhan tersebut.


"Hehehe ya terkorup, korup apa? Yang dikorupsi apa? Ya dibuktikan, apa?" kata Jokowi di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, Selasa (31/12/2024).


Menanggapi tuduhan manipulasi pemilu dan eksploitasi sumber daya alam (SDA), Jokowi kembali mempertanyakan bukti yang dimiliki pihak-pihak tersebut. 


"Ya apa? Sumber daya alamnya apa? Apalagi," ujar presiden dua periode itu.


Jokowi menyatakan bahwa tuduhan dan framing jahat tanpa bukti saat ini sudah marak. Ia mengaku tidak heran dengan munculnya nominasi seperti yang dirilis OCCRP. 


"Ya sekarang banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat, banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti. Itu yang terjadi sekarang kan?" tutur Jokowi.


Namun, Jokowi enggan berspekulasi apakah voting tersebut bermuatan politik atau tidak. 


Ia hanya menyebut bahwa banyak pihak menggunakan berbagai cara untuk membuat tuduhan jahat.


"Ya ditanya saja, orang bisa memakai kendaraan apa pun lah, bisa pakai NGO, bisa pakai partai, bisa pakai ormas untuk menuduh, untuk membuat framing jahat, membuat tuduhan-tuduhan jahat seperti itu," tutup Jokowi.


Sumber: Inilah

Penulis blog