DEMOCRAZY.ID - Berdasarkan investigasi netizen, pelaku pemagaran laut sepanjang 30,16 kilometer (km) di kawasan perairan Tangerang Utara, Banten, semakin terang benderang.
Proses pemasangan pagar bambu menggunakan eskavator. Sehingga, tidak mungkin nelayan biasa pelakunya.
Akun media sosial (medsos) X @Jumianto_RK menggunggah video para pekerja tengah membangun pagar bambu di pesisir Tangerang. Proses penancapan bambunya dibantu eskavator.
Karena tinggi air hanya sedada, beberapa orang berdiri untuk mengatur bambu sebelum ditancapkan ke laut.
Dan, kegiatan ini dilakukan saat terang. Bisa pagi atau siang hari. Dalam video itu, diperlihatkan pagar bambu yang sudah terpasang. Lumayan panjang juga.
Tentu saja, aksi ini mustahil dilakukan nelayan biasa. Mereka pastilah tak mampu membayar sewa eskavator serta memborong ribuan bambu untuk memagari laut hingga 30 km.
"Kalian percaya kalau pagar laut sepanjang 30,16 km dikerjakan swadaya warga di malam hari. Tahu gak sewa eskavator phantom per jam," tulis @Jumianto_RK, dikutip Senin (13/1/2025).
👇👇
Kalian percaya kalau pagar laut sepanjang 30,16 Km dikerjakan swadaya warga dimalam hari.
— Junto (@Jumianto_RK) January 12, 2025
Tau gak sewa Excavator phantom per jam berapa. pic.twitter.com/cYLBlrVde1
Dikutip dari akun YouTube @satuVisiUtama yang berisikan podcast yang dipandu aktivis ICW, Adnan Topan Husodo dengan Ketua Riset dan Advokasi Publik Lembaga Bantuan Hukum (LBH) PP Muhammadiyah, Gufron, semakin terkuak siapa biang kerok pemagaran laut di perairan Tangerang itu.
Gufron mengaku sudah melihat langsung pagar laut dari bambu di kawasan Tangerang Utara, yang saat ini heboh, pada Juli 2024. Dia pun tak yakin jika pemerintah baru mengetahuinya beberapa waktu lalu.
"Menurut informasi dan data kami, pemagaran ini sudah dilakukan sejak 2023. Saya heran kenapa baru ramai sekarang. Saya yakin pemerintah tahu ini. Tapi, kan sebelumnya Jokowi berkuasa, enggak diapa-apakan. Sekarang sudah berganti ke Prabowo, kemarin disegel KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan)," ungkapnya.
Lalu siapa pelakunya? Gufron mengaku tak percaya nelayan yang melakukan. Alasannya, biaya pemagaran laut hingga 30,16 km, tidaklah sedikit.
Berdasarkan informasi dan data, mereka adalah orang-orang Agung Sedayu Group milik Sugianto Kusuma alias Aguan.
"Awalnya saya kaget, wow ini pagar bambu panjang sekali. Padahal dekat pantai ada pembangunan namanya PIK 2. Jaraknya dari pinggir pantai ke pagar bambu, sekitar 2 kilometer. Kelihatan dari kejauhan ada truk angkut tanah, proses pembangunan dengan pagar pantai.
"Jadi saya menduga pagar bambu dibuat untuk kepentingan PSN di PIK 2. Kenapa ramai sekarang? Kala itu Jokowi masih berkuasa. Jadi tidak ada tindakan apapun. Sekarang kan era Prabowo, jadinya disegel KKP."
Pihak Agung Sedayu Group telah membantah terlibat pemgaranan laut. Muannas Alaidid, selaku kuasa hukum, mengklaim kliennya memiliki komitmen tinggi untuk melibatkan masyarakat lokal dalam setiap tahap pembangunan.
Dia memastikan perusahaan milik konglomerat Sugianto Kusuma alias Aguan, tak pernah melakukan tindakan yang menghalangi akses masyarakat, termasuk nelayan, ke sumber daya laut.
"Tidak ada keterlibatan Agung Sedayu Group dalam pemasangan pagar laut. Kami menegaskan hingga saat ini tidak ada bukti maupun fakta hukum yang mengaitkan Agung Sedayu Group dengan tindakan tersebut," ujar Muannas dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (9/1/2025).
[VIDEO]
Sumber: Inilah