POLITIK

Blak-Blakan! Konsultan Politik Ungkap Penyebab 'Kekalahan Telak' Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta

DEMOCRAZY.ID
Januari 02, 2025
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Blak-Blakan! Konsultan Politik Ungkap Penyebab 'Kekalahan Telak' Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta



DEMOCRAZY.ID - Meski Pilkada Jakarta telah berlalu, kekalahan Ridwan Kamil (RK) dalam pemilihan kepala daerah yang digelar serentak menjadi sorotan. 


Dari perspektif komunikasi politik, kekalahan RK disebut karena kesalahan yang mendasar.


Konsultan Komunikasi politik, Irfan Wahid atau Gus Ipang Wahid mengungkapkan penyebab kekalahan RK terletak pada kesalahan strategi komunikasi.


“Pilkada ini kan banyak anomali. Jadi ini trennya incumbent kalah semua. Di Jakarta ini kan nggak ada incumbent,” ujarnya.


Ia menjelaskan bahwa kontestasi Pilkada Jakarta lebih banyak bermain di ranah emosional dibandingkan rasional.


Meskipun kedua kandidat, RK dan Pramono Anung, dinilai pintar dan memahami isu-isu publik, Ipang menilai RK tidak berhasil mengemas strategi emosional yang efektif.


“Kalau sudah kontestasi itu sudah bukan masalah rasional, tapi emosional. Rasional dua-duanya sudah pintar, sudah paham, dianggap publik paham masalah."


"Nah sekarang tinggal emosional, siapa yang bisa mengemas emosional?” katanya dalam siniar di akun Youtube The Authority seperti dilihat Suara, Kamis (2/1/2025).


Ipang juga mengkritisi program-program RK yang dinilai kurang relevan dengan kebutuhan masyarakat Jakarta.


“Banyak programnya Kang Emil itu tidak relevan. Bikin gym-lah di halte, mobil curhat. Itu tidak mewakili. Sementara permasalahan Jakarta itu cuma ada tiga ujung-ujungnya; lapangan pekerjaan, transportasi dan kemacetan, serta banjir. Dari ketiganya itu tidak ada,” jelasnya.


Sebaliknya, Ipang menilai lawan RK, Pramono Anung, lebih berhasil dalam menyampaikan solusi yang mudah diingat oleh masyarakat.


“Sementara Mas Pram solusi transportasinya masalah macet itu menggratiskan (transportasi umum) supaya orang (naik) transportasi publik,” tuturnya.


Selain itu, blunder yang dilakukan RK selama masa kampanye juga dianggap memperburuk citranya di mata publik.


“Dan yang tidak bisa dilupakan adalah blunder, ini penting. Kemarin kan (blunder ngomongin) janda. Pak Suswono terus Kang RK ngomong hal yang sama lagi. Jadi hal-hal yang seperti itu yang memicu,” tegasnya.


Ipang menegaskan, pentingnya fokus dan relevansi dalam strategi komunikasi politik, terutama dalam kontestasi sebesar Pilkada Jakarta.


“Jadi kalau kemarin sedikit aja terfokus gitu ya. Ini pelajaran buat semua sih, terfokus aja, jadi lebih enak,” katanya.


Sumber: Suara

Penulis blog