DEMOCRAZY.ID - Heboh sejumlah delegasi negara keluar dari forum saat Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto akan memulai pidatonya.
Tampak dalam video salah satu delegasi sempat menyenggol kursi Prabowo saat sedang berpidato.
Namun, Presiden Prabowo tetap tenang dan melanjutkan pidatonya.
Video sejumlah delegasi negara keluar dari forum tersebut diunggah dalam kanal YouTube Sekertariat Presiden, pada 19 Desember 2024. Video sudah ditonton lebih dari 11.360 kali.
[VIDEO]
Diketahui Presiden Prabowo Subianto turut memberikan sejumlah pandangan pada sesi khusus Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-11 Developing Eight (D-8) di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, Mesir, Kamis (19/12/2024) waktu setempat.
Dalam pidatonya, ia meminta negara dengan mayoritas penduduk Muslim bersatu dan tidak terpecah belah.
Persatuan diperlukan ketika negara-negara mengeluarkan pernyataan bersama untuk mendukung perjuangan bangsa Palestina.
Menurut Prabowo, perselisihan internal ini menjadi salah satu alasan mengapa dunia muslim kurang dihormati secara global dan sulit memberikan pengaruh signifikan untuk menyelesaikan konflik seperti di Palestina.
"Dunia muslim tidak dihormati. Padahal populasi kita mencapai 2 miliar orang, setara 25% dari populasi dunia," ungkap Prabowo dengan nada tegas.
Acara penting ini turut dihadiri sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Mesir Abdul Fattah El-Sisi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan para kepala negara lainnya.
Prabowo menekankan bahwa negara muslim memiliki sumber daya yang melimpah.
Namun, jika terus terpecah-belah oleh konflik internal, bantuan yang diberikan untuk Palestina hanya berupa deklarasi dukungan atau bantuan kemanusiaan yang bersifat sementara.
"Kita sering berselisih di antara kita sendiri. Ketika saudara-saudara kita dihancurkan, kita hanya bisa memberikan deklarasi dukungan," ujarnya.
Ia juga menyinggung strategi "devide et impera" atau politik adu domba yang telah lama digunakan kekuatan imperialis untuk memecah belah dunia muslim.
Menurutnya, konflik ini menciptakan kerugian besar bagi negara-negara muslim, seperti yang terlihat di Sudan, Libya, dan Yaman.
"Setiap hari kita melihat Sudan, Libya, Yaman—pemimpin muslim melawan pemimpin muslim. Kapan ini berakhir? Kapan kita berhenti berselisih dan mulai membantu Palestina secara nyata?" tegasnya.
Dalam berbagai pertemuan internasional, Prabowo menyadari bahwa upaya negara muslim sering kali tidak menghasilkan perubahan signifikan.
Hal ini, menurutnya, disebabkan oleh kurangnya persatuan.
"Indonesia telah melakukan yang terbaik dengan segala keterbatasannya. Tapi saya menyerukan persatuan, kerja sama, dan kesadaran bahwa kita tidak dihormati. Suara kita tidak didengarkan," tutup Prabowo.
Sumber: Fajar