AGAMA POLITIK

Terungkap! Bukan Keturunan Kiai, Ternyata Ini Penyebab Miftah Dipanggil Gus

DEMOCRAZY.ID
Desember 15, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
POLITIK
Terungkap! Bukan Keturunan Kiai, Ternyata Ini Penyebab Miftah Dipanggil Gus



DEMOCRAZY.ID - Nama Maulana Habiburrahman atau akrab disapa Gus Miftah kembali menjadi topik perbincangan di media sosial.


Selain karena kontroversi viral yang menghina seorang penjual es teh dan seniman senior Yati Pesek, warganet juga mempertanyakan asal-usul gelar "Gus" yang disematkan kepadanya.


Dalam sebuah video yang tersebar di berbagai platform media sosial, Gus Miftah mengungkapkan bahwa dirinya merupakan keturunan ke-9 dari Kiai Ageng Muhammad Besari.


Kiai Ageng Muhammad Besari adalah seorang ulama besar yang dikenal sebagai pendiri Pondok Pesantren Tegalsari, salah satu pesantren tertua di Nusantara.


"Kebetulan saya keturunan ke-9 dari Mbah Muhammad Besari," ucap Gus Miftah dalam video tersebut," klaim Gus Miftah.


Saya juga keturunan ke-18 dari Prabu Brawijaya dan keturunan ke-17 dari Raden Patah Demak," tambahnya.


Klaim Keturunan Dipertanyakan


Pernyataan Gus Miftah menuai reaksi dari keturunan langsung Kiai Ageng Muhammad Besari.


Raden Kunto Pramono sebagai keturunan ke-8 Kiai Ageng Muhammad Besari, mempertanyakan klaim tersebut.


"Itu tidak ada dalam silsilah. Kalau memang benar, harus dijelaskan dari jalur mana, misalnya istri ke berapa. Nanti akan ketemu," ujar Raden Kunto dalam wawancara dengan program Apa Kabar Indonesia di tvOne.


Menurut keluarga besar Kiai Ageng Muhammad Besari, orang tua Gus Miftah memang pernah tinggal di Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Ponorogo, sebelum pindah ke Lampung setelah sempat menimba ilmu di Kediri.


Namun, keterkaitan langsung dengan garis keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari belum dapat dibuktikan.


Alasan Miftah Dipanggil “Gus”


Dalam sebuah wawancara di acara Kick Andy, Gus Miftah menjelaskan alasan di balik gelar "Gus" yang kerap disematkan padanya.


"Dakwah itu bukan profesi saya. Saya tidak punya pekerjaan, tapi karena saya punya pesantren, orang memanggil saya ustaz atau kiai," ungkapnya.


Ia menegaskan bahwa dakwah adalah bagian dari setiap profesi, bukan sekadar pekerjaan formal. 


"Apa pun profesinya, harus ada dakwahnya," tambahnya.


Gelar "Gus" sendiri umumnya digunakan untuk menyebut putra kiai atau ulama yang dihormati, namun dalam kasus Gus Miftah, gelar tersebut muncul karena kiprahnya dalam mendirikan pesantren dan aktif berdakwah di berbagai kesempatan.


Kontroversi ini pun semakin menarik perhatian publik, menambah panjang daftar sorotan terhadap Gus Miftah.


Sumber: VIVA

Penulis blog