DEMOCRAZY.ID - Wacana perubahan mekanisme Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) menjadi pembahasan hangat yang dianggap berpotensi memecah belah masyarakat. Hal ini juga memicu kekhawatiran terkait masa depan politik Indonesia menuju 2045. Guru Besar Ilmu Politik, Prof. Saiful Mujani, menilai kekhawatiran semacam itu wajar untuk memastikan legitimasi sistem demokrasi tetap terjaga. "Kekhawatiran semacam itu harus ada supaya sistem kita legitimate. Kita punya alasan menjaga dan mempertahankan sebuah sistem apapun itu. Itu harus ada alasannya," ujar Saiful dikutip dari Podcast Akbar Faizal Uncensored, Minggu (29/12/2024). Dikatakan Saiful, berdemokrasi bukan merupakan sebuah pilihan. Melainkan sebuah takdir yang harus dijalankan. "Cuma pertama-tama, ini konsekuensi, bukan pilihan sebenarnya, ini kita ditakdirkan harus berpolitik dengan sistem demokrasi," ucapnya. Ia menegaskan bahwa demokrasi bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan. "Itu bukan pilihan, tapi k...
DEMOCRAZY.ID - Wacana perubahan mekanisme Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) menjadi pembahasan hangat yang dianggap berpotensi memecah belah masyarakat. Hal ini juga memicu kekhawatiran terkait masa depan politik Indonesia menuju 2045. Guru Besar Ilmu Politik, Prof. Saiful Mujani, menilai kekhawatiran semacam itu wajar untuk memastikan legitimasi sistem demokrasi tetap terjaga. "Kekhawatiran semacam itu harus ada supaya sistem kita legitimate. Kita punya alasan menjaga dan mempertahankan sebuah sistem apapun itu. Itu harus ada alasannya," ujar Saiful dikutip dari Podcast Akbar Faizal Uncensored, Minggu (29/12/2024). Dikatakan Saiful, berdemokrasi bukan merupakan sebuah pilihan. Melainkan sebuah takdir yang harus dijalankan. "Cuma pertama-tama, ini konsekuensi, bukan pilihan sebenarnya, ini kita ditakdirkan harus berpolitik dengan sistem demokrasi," ucapnya. Ia menegaskan bahwa demokrasi bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan. "Itu bukan pilihan, tapi k...