DEMOCRAZY.ID - Wartawan Senior Hersubeno Arief dalam pengantar ppdcast bersama Analis Militer Selamat Ginting mengatakan mencermati di media sosial termasuk di WAG perbincangan yang mengungkapkan tidak ada harapan terhadap Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang masih sangat kuat dibayang-bayangi mantan Presiden Jokowi.
Mencermati stament-statment Prabowo dan tokoh-tokoh lain dengan adanya perubahan besar-besaran di tubuh TNI, mutasi dan rotasi sejumlah 300 pati menunjukkan bahwa Prabowo sudah mulai mengambil jarak dengan Jokowi.
Perubahan dengan mutasi dan rotasi 300 TNI ini meliputi pos-pos penting. Dan menariknya, Kompas menyebutnya ini orang-orangnnya, Jendral-jendra Jokowi dikeluarkan dari struktur TNI terutama dari angkatan darat.
Benarkah begitu?
Jokowi di last minuntes pemerintahannya masih melakukan mutasi besar-besaran di TNI dan Polri. Kenapa tidak diserahkan ke Prabowo sebagai Presiden berikutnya.
Prabowo tentu punya preferensk sendiri terhadap orang-orang di TNI yang akan mendampingi di pemerintahannya Prabowo.
Hal tersebut disampaikan di Akun YouTube Hersubeno Point dengan tema “Para Jendral Loyalis Jokowi Mulai Ditingkatkan Prabowo, 300 Pati Disingkirkan”, Selasa 10/12/2024.
Menanggapi hal tersebut Analis Militer Selamat Ginting mengatakan “inilah mutasi dan rotasi perwira tinggi TNI yang betul-betul gerbong yang betul-betul dari eranya Prabowo,”
“Yang kemarin-kemarin itu sisa-sisa dari pemerintahan Jokowi yang terakhir. Jadi mutasinya itu dicicil. Jadi betul-betul eranya Pak Prabowo per tanggal 6 Desember 2024,” imbuh Dosen Politik UNAS ini.
Selamat Ginting mengatakan mutasi dan rotasi itu dilakukan yang momentumnya memang sudah waktunya dalam pengertian ini Prabowo kan sudah memerintah 50 hari, artinya separuh dari 100 hari yang dituntut masyarakat. Masyarakat menunggu apa yang akan dikerjakan Prabowo dalam 100 hari.
“Nah dalam mutasi dan rotasi perwira tinggi TNI ini tentunya ini sebuah rangkaian yang menarik karena kalau kita lihat The Ricing Start militer – The Rising Start nya di era Jokowi, kali ini terpental. Misalnya seperti panglima Kostrad Let Jend Muhammad Hasan itu kan begitu cepat pernah jadi Pangdam Iskandar Muda, Pangdam Jaya kemudian Panglima Kostrad,” terang Selamat Ginting.
“Nah Panglima Kostrad ini adalah unggulan pertama kedua untuk menjadi Kepala Staf Angkatan Darat selain Wakil kepala staf angkatan darat karena dua jabatan itu yang paling memiliki peluang tinggi,” kata Ginting.
“Hasan ternyata sekarang digeser menjadi komandan Kodiklatad (Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat). Biasanya ring-nya itu panglima Kostrad daripada komandan kodiklatad karena sama-sama bintang tiga,” imbuhnya.
Selamat Ginting mencontohkan seperti Gatot Nurmantyo, Andika Prakarsa dari komandan Kodiklatad kemudian menjadi panglima Kostrad.
Tahapannya bukan kebalik. Ini tidak umum yang terjadi pada Muhammad Hassan dari panglima Kostrad menjadi Komandan Diklatad.
Ini mirip terjadi seperi yang terjadi pada Letjend Eko Margianto. Eko juga dari panglima Kostrad geser ke posisi yang kurang strategis seperti misalnya ke posisi Komandan Diklatad.
Di sisi lain menarik juga yang dianggap paling dekat dengan Jokowi adalah Letjend Widi Prasetjono dari Komandan Diklatad kemudian digeser menjadi dosen tetap Universitas Pertahanan Indonesia (UNHAN). Jadi yang dianggap memiliki relasi kuasa dengan Jokowi itu mental.
Nah sehingga peluang dia untuk menjadi Kepala Staf Angkatan Darat, posisinya digeser oleh yang lain yaitu Muhammad Fajar dari Komandan Kodiklatad TNI menjadi panglima Kostrad sehingga peluang Fajar menjadi lebih terbuka lebar.
Apalagi Fajar pangkat bintang duanya pertama di Kementerian Pertahanan pada saat Prabowo menjadi Menteri Pertahanan.
Jadi kalau saya amati lanjut Ginting, sejumlah perwira tinggi yang mengawal Prabowo saat menjadi Menteri Pertahanan, sekarang posisinya naik semua termasuk wakil Kasad Letjend Budi Reva mendapat pangkat bintang dua saat ia di Kementerian Pertahanan.
Ini menarik ternyata Prabowo tidak perlu menunggu 100 hari terutama di militer ya.
Kalau di militer sudah bergerak saya kira dalam waktu dekat juga akan ada pergerakan di kepolisian yang sama-sama menopang bidang Pertahanan dan keamanan.
Menurut Selamat Ginting, menariknya lagi, orang-orang Prabowo yang dekat seperti Iwan Setiawan kemudian masuk Komandan Pusat Persenjataan Infantri. Iwan Setiawan di posisi bintang 3.
Beberapa bintang 3 sudah diduduki oleh orang-orang yang memiliki relasi Kuasa dengan Presiden Prabowo bukan dengan mantan Presiden Jokowi.
“Menurut saya beberapa bulan lagi sekitar 3-4 bulan Bintang 3 alumni lulusan Akademi Militer (AKMIL) 89-90 akan pensiun. Nah ini membuka peluang lagi bagi orang-orang Prabowo untuk segera mengisi. Karena mereka rata-rata kelahiran tahun 1967. Berarti pada Januari 2025 menginjak usia 58,” tuturnya.
“Nah ini akan ada pola kedua yang nantinya semakin terbuka lagi,” tambahnya.
[VIDEO]
Sumber: JakartaSatu