DEMOCRAZY.ID - Insiden di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D8 di Mesir yang melibatkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto menjadi sorotan dunia.
Momen tersebut terjadi ketika Erdogan berjalan keluar dari ruangan di tengah pidato Prabowo dan secara tidak sengaja menyenggol kursi presiden Indonesia.
Kejadian ini memicu perdebatan luas di media sosial dan kalangan politik internasional.
Banyak pihak berspekulasi apakah tindakan tersebut murni sebuah kebetulan atau memiliki pesan tersirat.
Namun, Erdogan segera memberikan klarifikasi dalam konferensi pers beberapa jam setelah insiden tersebut.
Dalam keterangannya, Erdogan menegaskan bahwa senggolan kursi tersebut tidak disengaja dan tidak ada maksud untuk menunjukkan ketidaksopanan terhadap Presiden Prabowo atau Indonesia.
"Saya harus meninggalkan ruangan karena alasan mendesak, dan senggolan tersebut benar-benar tidak disengaja," ujar Erdogan.
Meski demikian, Erdogan tidak memberikan penjelasan rinci mengenai alasan dirinya meninggalkan ruangan di tengah pidato Presiden Prabowo.
Ketidakjelasan alasan Erdogan meninggalkan ruangan memunculkan berbagai spekulasi.
Beberapa analis politik mengaitkannya dengan dinamika hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki, sementara yang lain menduga adanya agenda pribadi atau urusan mendesak yang memerlukan perhatian langsung dari Erdogan.
Ketidaksepahaman Erdogan terhadap salah satu poin dalam pidato Prabowo.
Dalam pidatonya, Prabowo mengusulkan inisiatif penting terkait penguatan perdagangan antaranggota D8 dan pemanfaatan teknologi digital untuk pembangunan ekonomi. Namun, hal ini belum dapat dipastikan.
Delegasi Indonesia yang mendampingi Presiden Prabowo di KTT D8 menanggapi insiden ini dengan sikap tenang dan profesional.
Mereka menekankan pentingnya menjaga fokus pada tujuan utama KTT, yaitu memperkuat kerja sama di antara negara-negara anggota.
"Presiden Prabowo tetap menunjukkan kedewasaan sebagai seorang pemimpin. Sikap beliau yang tenang menjadi contoh bagaimana menjaga kehormatan negara di forum internasional," ujar salah satu anggota delegasi.
Hubungan antara Indonesia dan Turki selama ini terbilang cukup baik, dengan kerja sama erat di bidang ekonomi, pendidikan, dan pertahanan.
Meski demikian, insiden seperti ini dapat memengaruhi persepsi publik jika tidak ditangani dengan baik.
Di media sosial, reaksi publik beragam. Banyak masyarakat Indonesia memuji sikap tenang Prabowo, sementara beberapa pihak di Turki mengkritik Erdogan atas tindakannya yang dinilai kurang memperhatikan protokol diplomatik.
Insiden senggolan kursi dan walkout Erdogan di KTT D8 menjadi pengingat pentingnya menjaga komunikasi dan saling menghormati dalam forum internasional.
Klarifikasi Erdogan bahwa senggolan tersebut tidak disengaja memberikan sedikit kejelasan, tetapi alasan di balik walkoutnya masih menjadi misteri.
Terlepas dari insiden ini, kedua negara diharapkan dapat tetap fokus pada penguatan kerja sama bilateral dan tujuan utama KTT D8 untuk memajukan kepentingan bersama di antara negara-negara anggota.
Sumber: PorosJakarta