'Ketika Jokowi Coba Jadi Matahari Kembar Prabowo'
Oleh: Karyudi Sutajah Putra
Analis Politik pada Konsultan dan Survei Indonesia (KSI)
Bila Soeharto “lengser keprabon madeg pandhito”, maka Joko Widodo “lengser keprabon madeg surya kembar” bagi Presiden Prabowo Subianto.
Ya, setelah “lengser keprabon” (turun dari singgasana kekuasaan) dengan menyatakan berhenti dari jabatan Presiden pada 21 Mei 1998, Presiden Soeharto benar-benar “madeg pandhito” (menjadi guru), meskipun “madeg pandhito”-nya itu mungkin terpaksa karena sakit.
Sementara Jokowi? Wong Solo ini pernah berjanji, setelah “lengser keprabon”, ia dan istrinya, Ibu Iriana, akan pulang ke Solo untuk “momong putu” (mengasuh cucu). Faktanya?
Jokowi dan istrinya memang benar-benar pulang ke Solo dan tinggal di rumah pribadinya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah, sambil menunggu jadi rumah mantan Presiden pemberian dari negara yang sedang dibangun di Colomadu, Karanganyar, Jateng.
Momong cucu? Hanya kadang-kadang saja. Sebab cucu-cucunya tidak tinggal serumah dengan Jokowi-Iriana.
Cucu-cucu dari anak sulung, Gibran Rakabuming Raka dan istrinya, Silvi Ananda tinggal bersama ibu-bapaknya di Jakarta. Gibran adalah Wakil Presiden RI yang terpilih pada Pemilihan Presiden 2024.
Begitu pun cucu dari anak bungsu, Kaesang Pangarep dan istrinya, Erina Gudono juga tinggal bersama ibu-bapaknya di Jakarta. Kaesang adalah Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Sementara cucu-cucu dari anak tengah, satu-satunya anak perempuan Jokowi-Iriana, Kahiyang Ayu dan suaminya, Bobby Afif Nasution tinggal bersama ibu-bapaknya di Kota Medan, Sumatera Utara.
Bobby adalah Walikota Medan yang baru saja terpilih menjadi Gubernur Sumut dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 pada 27 November lalu.
Dalam terminologi Jawa, tiga putra-putri Jokowi-Iriana disebut “sendhang kapit pancuran”, yakni anak perempuan di tengah yang diapit dua anak laki-laki.
Namun, setelah pensiun per 20 Oktober 2024, Jokowi tidak hanya momong cucu, tapi juga mencoba menjadi “surya kembar” (matahari kembar) bagi Presiden Prabowo Subianto.
Matahari kembar adalah istilah untuk menggambarkan adanya dua orang pemimpin dalam suatu lembaga, komunitas, atau negara dalam waktu bersamaan.
Jokowi pun, sekali lagi, mencoba menjadi matahari kembarnya Prabowo. Hal itu antara lain terlihat dari langkah-langkahnya yang kerap cawe-cawe atau ikut campur dalam urusan pemerintahan dan negara.
Misalnya, mencoba melancarkan revisi Undang-Undang (UU) No 10 Tahun 2016 tentang Pilkada untuk melapangkan jalan bagi Kaesang untuk maju dalam Pilkada 2024 lalu yang ternyata kena “veto” Prabowo yang saat itu baru menjadi presiden terpilih Pilpres 2024, belum dilantik menjadi Presiden RI, sehingga revisi UU Pilkada batal disahkan DPR. Kaesang pun gagal maju sebagai calon kepala daerah.
Saat itu Jokowi memang belum pensiun, tapi Prabowo sudah menjadi presiden terpilih. Tak seharusnya Jokowi mengambil kebijakan-kabijakan strategis.
Kedua, dalam waktu singkat, Jokowi sudah dua kali bertemu Prabowo, yakni di kediaman Jokowi di Solo, dan dikediaman Prabowo di Jalan Kartanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dalam dua pertemuan itu disinyalir keduanya membahas persoalan bangsa dan negara.
Ketiga, Jokowi menyampaikan dukungan secara terbuka bagi 84 calon kepala daerah dalam Pilkada 2024, termasuk Ridwan Kamil-Suswono yang ternyata dikalahkan Pramono Anung-Rano Karno dalam Pilkada Jakarta.
Keempat, Jokowi menerima kunjungan tapian Mochtar Riady bersama anak-anaknya di kediaman Jokowi di Solo baru-baru ini. Mochtar Riady adalah pendiri Lippo Grup yang membangun kawasan elite perumahan dan perkantoran Meikarta di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Mangapa yang ditemui Mochtar Riady adalah Jokowi, bukan Prabowo?
Kini, proyek Meikarta mangkrak dan konsumen yang sudah terlanjur membeli rumah meminta uangnya dikembalikan.
Apakah Mochtar Riady meminta tolong Jokowi untuk “menghidupkan” kembali Meikarta yang sedang mati suri?
Atau mungkin ada janji yang tak dipenuhi Jokowi sehingga Meikarta mangkrak?
Lippo Group adalah salah satu investor besar dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur yang dibangun Jokowi di periode kedua pemerintahannya.
Serangkaian langkah-langkah Jokowi tersebut mengindikasikan Jokowi masih menancapkan kuku-kuku kekuasaannya di Indonesia. Bahkan Jokowi mencoba menjadi matahari kembarnya Prabowo.
Jokowi memang berkepentingan untuk menyelamatkan proyek IKN jangan sampai mangkrak.
Tapi apa daya Prabowo kini lebih memprioritaskan proyek lain. Prabowo pun mengaku baru akan pindah ke IKN pada 17 Agustus 2028 atau setahun menjelang lengser.
Apakah itu indikasi bahwa Prabowo akan menolak Jokowi menjadi matahari kembarnya?
Kita simak saja langkah-langkah Jokowi dan Prabowo berikutnya. ***