EKBIS POLITIK

Jaga Bolong APBN 2025, Sri Mulyani dan Perry Warjiyo Sepakat 'Tambah Utang' Tahun Depan

DEMOCRAZY.ID
Desember 27, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
POLITIK
Jaga Bolong APBN 2025, Sri Mulyani dan Perry Warjiyo Sepakat 'Tambah Utang' Tahun Depan



DEMOCRAZY.ID - Jelang pergantian tahun, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menggelar rapat koordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo. banyak hal yang dibahas termasuk ancang-ancang utang di 2025.


Berdasarkan rilis yang disampaikan BI, Jakarta, Jumat (27/12/2024), Sri Mulyani dan Perry Warjiyo sepakat untuk menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) dan melakukan operasi moneter pada 2025.


"Konsultasi diperlukan agar penerbitan SBN oleh Pemerintah selaras dengan arah kebijakan dan rencana operasi moneter Bank Indonesia serta sesuai dengan prinsip kebijakan yang berhati-hati dan mempertimbangkan dinamika perkembangan ekonomi serta pasar keuangan domestik dan global," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso.


Sinergi erat antara kebijakan fiskal dan moneter secara berkelanjutan, lanjut Ramdan, sangat penting untuk menjaga stabilitas fiskal dan moneter, khususnya menyangkut stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.


Koordinasi ini, kata Ramdan, menghasilan sejumlah poin. Pertama, pemerintah berkomitmen mengelola kebijakan fiskal secara pruden dan berkesinambungan demi mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, melalui pengelolaan defisit APBN 2025 yang terkendali dan strategi pembiayaan yang berhati-hati.


Di mana, defisit APBN 2025 dibatasi 2,53 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau setara Rp616 triliun. 


Bolongnya (defisit) APBN 2025 bakal ditambal dengan penerbitan surat utang yang secara neto sebesar Rp775,8 triliun dan pembiayaan nonutang minus Rp159,7 triliun.


"Pembiayaan utang ini akan dilakukan melalui penerbitan global bond, penarikan pinjaman luar negeri dan dalam negeri, serta penerbitan SBN di pasar domestik," ungkap Ramdan.


Strategi penerbitan SBN baik dari sisi besaran, jadwal penerbitan, tenor, instrumen, maupun metode penerbitan termasuk melalui transaksi bilateral (bilateral buyback/debt switch) dan penawaran umum, dilakukan secara terukur, antisipatif dan fleksibel.


Dia mengatakan, penerbitan SBN didukung pengelolaan portofolio utang yang efektif dengan menerapkan prinsip kehati-hatian serta didukung manajemen risiko utang yang kuat, sehingga dapat menjaga struktur utang Pemerintah tetap sehat, aman dan berkesinambungan.


Kedua, kata dia, BI mengarahkan kebijakan moneter 2025 secara konsisten untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi di sasaran 2,5 plus-minus 1 persen dan terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.


Ramdan menuturkan, bank sentral terus mencermati pergerakan nilai tukar rupiah, prospek inflasi, dan dinamika kondisi ekonomi yang berkembang, dalam memanfaatkan ruang penurunan suku bunga kebijakan lanjutan.


Rencana operasi moneter pada 2025, dilakukan untuk menjaga kecukupan likuiditas secara terukur sesuai dengan arah kebijakan moneter tersebut, dengan mempertimbangkan kebutuhan likuiditas, karena kenaikan uang primer dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.


Sejalan dengan rencana operasi moneter dimaksud, Bank Indonesia akan melakukan pembelian SBN dari pasar sekunder pada 2025.


"Pembelian SBN dari pasar sekunder ini telah memperhitungkan kebutuhan permintaan likuiditas karena kenaikan uang primer, baik dalam bentuk uang kartal, rekening giro bank di Bank Indonesia, maupun Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang dipegang oleh penduduk bukan bank," papar Ramdan.


Dari sisi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan likuiditas, jumlah pembelian SBN dari pasar sekunder oleh BI dengan mempertimbangkan perubahan likuiditas, karena lalu lintas devisa dan operasi keuangan pemerintah.


Serta, lanjutnya, mengacu kepada kenaikan kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM), operasi moneter stabilisasi rupiah dan valuta asing (valas), serta SBN milik BI yang jatuh tempo pada 2025.


"Operasi moneter pro-market Bank Indonesia juga akan terus dioptimalkan melalui instrumen moneter SRBI dengan menjadikan SBN sebagai underlying asset," ujar Ramdan.


Ketiga, Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia bersepakat bahwa penerbitan SBN oleh Pemerintah dan pembelian SBN dari pasar sekunder oleh Bank Indonesia akan dilakukan dengan berdasar kepada prinsip-prinsip kebijakan fiskal dan moneter yang pruden serta tetap menjaga disiplin dan integritas pasar (market discipline and integrity).


Dalam kaitan ini, pembelian SBN dari pasar sekunder oleh Bank Indonesia akan dilakukan dari pelaku pasar dan melalui mekanisme pertukaran SBN secara bilateral (bilateral debt switch) dengan pemerintah.


Sumber: Inilah

Penulis blog