EDUKASI POLITIK

Jadi Sorotan! Menteri Kebudayaan Fadli Zon Akan 'Revisi' Catatan Sejarah Indonesia, Soal Apa?

DEMOCRAZY.ID
Desember 15, 2024
0 Komentar
Beranda
EDUKASI
POLITIK
Jadi Sorotan! Menteri Kebudayaan Fadli Zon Akan 'Revisi' Catatan Sejarah Indonesia, Soal Apa?



DEMOCRAZY.ID - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut akan ada revisi catatan sejarah Indonesia setelah pertemuannya dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/12).


"Catatan sejarah Indonesia akan diperbaharui berdasarkan hasil kajian para ahli sejarah. Kita akan segera menulis updated version atau revisi penambahan di buku sejarah kita dalam rangka 80 Tahun Indonesia Merdeka," kata Fadli Zon, seperti dilansir Antara, Sabtu (14/12).


Fadli mencontohkan terkait revisi tersebut, salah satunya tentang zaman prasejarah, di mana berdasarkan penelitian terbaru, sejarah peradaban di kawasan Indonesia ternyata lebih tua.


"Ada temuan-temuan baru, misalnya penelitian terbaru dalam prasejarah kita seperti Gua Leang-Leang Maros yang tadinya usianya diduga 5.000 tahun ternyata 40.000-52.000 tahun yang lalu usianya, itu kan harus ditambahkan. Kalau tidak ada yang baru ya kita teruskan," ujar Fadli.


Ketua Umum MSI Prof Dr Agus Mulyana menerangkan revisi sejarah yang dimaksud yakni terkait data dan temuan dari penelitian sejarah atau arkeologi terbaru untuk memberikan energi positif pada bangsa khususnya kepercayaan diri.


"Terkadang kita ini kurang percaya diri dalam segi kesejarahan. Padahal sesungguhnya menurut hasil penelitian peninggalan sejarah, masa prasejarah kita sudah jauh lebih lama, lebih ke belakang dibanding dengan negara-negara lain yang kita kenal misalnya Mesir, terus negara-negara di Eropa, nah di situ yang perlu updating," ucap Agus.


Agus, yang merupakan Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI mengungkapkan bahwa pembaharuan catatan sejarah tersebut juga akan menyasar masa kolonial di kawasan Indonesia termasuk soal lamanya kawasan Indonesia dijajah.


"Tidak semua daerah 350 tahun, tetapi kekuasaan VOC atau Belanda itu berproses. Aceh saja, ini contoh, tahun 1920-an bahkan tahun 1930-an Aceh itu belum ditaklukkan, artinya tidak dijajah. Ini saya kira perlu interpretasi ulang juga, bahwa kita ini bukan bangsa yang kalah," ujar Agus.


Agus menyebutkan bahwa revisi itu juga akan dilakukan dengan menyasar periodisasi sejarah yang saat ini telah ada 10 jilid dengan periode sejarah sampai masa reformasi.


"Kita berharap ada periodisasi. Itu akan kita lanjutkan sampai dengan periode sekarang zaman masa Prabowo. Insya Allah, kami siap untuk terlibat, karena bagi MSI penulisan sejarah ini momentum penting," kata Agus.


Sumber: CNN

Penulis blog