DEMOCRAZY.ID - Miftah Maulana Habiburrahman a.k.a Gus Miftah akhirnya meletakkan jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, setelah dihujat netizen karena dinilai merendahkan penjual es teh bernama Sunhaji.
Pakar komunikasi dan konsultan politik Irfan Asy'ari Sudirman Wahid atau yang biasa dikenal dengan Ipang Wahid, menilai sikap Gus Miftah menunjukkan jiwa kesatria.
"Terlepas dari penyebabnya yang semua sudah tahu, GM (Gus Miftah) memberikan contoh baik, dengan memilih mundur atas inisiatif sendiri," kata Ipang di Instagram.
Ipang meyakini Gus Miftah akan terus melanjutkan perjuangan dakwahnya meski berada di luar lingkaran pemerintah.
Menurutnya, Gus Miftah akan selalu dikenal sebagai pendakwah di kolam yang keruh.
"Gus Miftah sohib saya, selamat kembali berjuang di luar sistem, bro. Jangan pernah berkurang cintamu pada negeri ini dan pada umat. Kalau mau dikurangi, cukuplah candaan nyeplos dan hardcoremu saja. I got your back, bro!" tutur Ipang.
Dia pun menilai ada dua hikmah dan pembelajaran yang bisa dipetik dari polemik Gus Miftah ini.
“Pertama adalah untuk selalu menjaga lisan. Kedua, bahwa semua kebaikan dari Allah ini bukan karena hebatnya kita, tetapi karena Allah tidak membuka aib kita," katanya.
Ipang mengaku sudah berkawan dengan Gus Miftah sejak lama. Dia tahu betul karakter asli pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji tersebut. Ipang banyak belajar dari Gus Miftah.
"Ada tiga hal yang saya tangkap dari sosok Gus Miftah, yakni 3N, Nyentrik, Nyeplos, Nyawer," ujarnya.
Gus Miftah adalah sosok yang nyentrik. Tidak hanya penampilannya, tetapi juga gaya bicaranya sebagai pendakwah yang besar dari jalanan dan banyak berinteraksi dengan kalangan preman, buruh kasar, hingga pekerja seks komersial.
Ipang kerap ikut menghadiri pengajian Gus Miftah di berbagai tempat. Mulai dari pengajian di gang-gang sempit, hotel mewah, rumah megainfluencer, hingga kawasan lokalisasi di Pasar Kembang (Sarkem), Yogyakarta.
Selama mengikuti pengajian tersebut, Ipang Wahid paham betul bahwa sosok Gus Miftah adalah orang yang bicaranya 'Nyeplos'.
"Gaya bicaranya ya begitu. Nyablak, spontan dan terkadang terdengar kasar," tutur Ipang.
Ipang mengaku pernah mengingatkan Gus Miftah agar tidak terlalu melampaui batas.
"Mungkin karena ‘pendakwah jalanan’, dia kebiasaan, masih suka nyeplos," kata keponakan Gus Dur tersebut.
Karakter Gus Miftah terakhir yang betul-betul dimaknai dalam oleh Ipang Wahid adalah Nyawer.
Artinya, selama ini Ipang Wahid melihat Gus Miftah sering bersedekah dengan caranya sendiri.
Mulai membagikan sembako untuk ribuan jemaah dan ribuan kiai kampung yang hadir di pengajiannya, memberangkatkan ratusan orang untuk beribadah umrah, hingga menampung santri di pondoknya yang kebanyakan mantan-mantan preman secara gratis.
Sumber: JPNN