DEMOCRAZY.ID - Korea Selatan (Korsel) kembali dihebohkan dengan isu yang menyangkut Presiden Yoon Suk Yeol.
Sebuah foto memperlihatkan tangan Presiden Yoon Suk Yeol terdapat tulisan dalam aksara Mandarin yang berarti “raja” (王).
Gambar ini segera memicu spekulasi tentang hubungan presiden dengan kepercayaan mistis atau dukun.
Kepercayaan terhadap dukun atau shamanisme bukanlah hal baru di Korea Selatan.
Budaya tradisional Korea sangat erat kaitannya dengan shamanisme, yang sering kali melibatkan ritual-ritual untuk mendapatkan berkah, keberuntungan, atau bahkan petunjuk spiritual dalam pengambilan keputusan.
Namun, di era modern, keterlibatan tokoh politik dengan praktik semacam ini sering kali menjadi bahan kritik, terutama karena dianggap tidak sesuai dengan prinsip rasionalitas dan pemerintahan berbasis data.
Foto tangan presiden dengan tulisan Mandarin “王” memunculkan berbagai spekulasi.
Beberapa pihak menilai bahwa tulisan tersebut mungkin merupakan simbol keberuntungan atau kekuatan spiritual yang diberikan oleh seorang dukun.
Dalam tradisi Asia Timur, simbol “王” sering kali diasosiasikan dengan kekuasaan dan otoritas, sehingga penggunaannya bisa dianggap sebagai bentuk pencarian legitimasi spiritual.
Hal tersebut dikaitkan pula dengan darurat militer yang dilontarkan oleh Yoon. Dalam unggahan tersebut netizen Korsel melakukan cocologi tanggal, bulan, dan jam pada saat pengumuman darurat militer.
Darurat militer dilakukan pada 3 Desember 2024, jam 10:30 PM (atau 22:30 dalam bentuk waktu 24 jam).
Bulan 12 = 十二 -> 王
Tanggal 3 + jam 10 = 三十 -> 王
Lewat 30 menit = 三十 -> 王
Jika dilihat secara visual ketiga angka diatas bila di gabungkan akan menjadi simbol “王”. Dalam bahasa mandari karakter 王 (wang) berarti raja atau penguasa.
Ini bukanlah pertama kalinya Yoon dianggap mempercayai dukun.
Pasalnya pada tahun 2021, Yoon yang mengikutin pemilihan presiden pada kala itu menulis hal serupa “王” ditanggan kirinya pada saat melakukan debat menjelang pemilihan Presiden Korsel berlangsung.
Kontroversi ini menjadi pengingat bahwa di era modern, simbol-simbol kecil sekalipun dapat membawa dampak besar bagi seorang pemimpin, terutama jika dikaitkan dengan isu sensitif seperti kepercayaan mistis.
Sumber: ForumKeadilan