Harapan Kepada Presiden Prabowo: 'Menanggalkan Bayang-Bayang Jokowi'
Dalam lima Tap MPR RI tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), terdapat satu pengingat penting dalam bab penutupnya: “Bahwa pada akhirnya keberhasilan Pembangunan, tergantung pada partisipasi/peran serta seluruh rakyat Indonesia.”
Kalimat ini bukan sekadar penutup, melainkan sebuah dalil mendasar yang digunakan Presiden Soeharto sebagai landasan kerjanya dalam membangun Indonesia.
Ia memahami bahwa pembangunan tidak hanya soal kebijakan, tetapi juga soal menyatukan rakyat di bawah satu visi besar.
Kini, ketika Indonesia menghadapi babak baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, harapan yang sama disematkan.
Harapan agar Prabowo dapat mempersatukan seluruh rakyat Indonesia di tengah berbagai perpecahan dan polarisasi yang mencuat selama beberapa tahun terakhir.
Namun, untuk mewujudkan hal ini, ada satu tantangan besar yang harus ia atasi: melepaskan diri dari bayang-bayang Presiden Joko Widodo.
Opini Publik dan Bayang-Bayang Jokowi
Tidak bisa dipungkiri, opini publik sering kali membentuk persepsi yang lebih kuat daripada fakta itu sendiri.
Dalam hal ini, opini yang berkembang di masyarakat adalah bahwa Presiden Prabowo masih berada di bawah pengaruh Jokowi.
Opini ini, benar atau tidak, tetap “eksis” di ruang publik. Jika tidak dikelola dengan baik, persepsi ini berpotensi merusak legitimasi kepemimpinan Prabowo dan menghambat langkahnya dalam membangun kepercayaan rakyat.
Jokowi, di mata sebagian besar masyarakat, dianggap sebagai pemimpin yang gagal dalam banyak aspek.
Isu-isu seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), inkompetensi dalam pengelolaan negara, serta ketidakadilan dalam kebijakan publik menjadi sorotan utama.
Kritik ini tidak hanya datang dari kalangan oposisi, tetapi juga dari rakyat biasa yang merasakan dampaknya secara langsung.
Jika bayang-bayang Jokowi terus melekat pada kepemimpinan Prabowo, maka beban kesalahan masa lalu itu akan ikut terbawa, mengurangi peluang untuk membangun pemerintahan yang independen dan berintegritas.
Langkah Politik yang Perlu Diambil
Untuk keluar dari bayang-bayang tersebut, Presiden Prabowo perlu mengambil langkah politik yang tegas dan strategis.
Pertama, ia harus membangun “benteng kokoh” yang mampu menangkal pengaruh atau sisa-sisa pengaruh Jokowi dalam pemerintahan.
Benteng ini bukan hanya soal mengatur struktur kekuasaan, tetapi juga mencakup tata kelola pemerintahan yang transparan, bebas KKN, dan berorientasi pada kepentingan rakyat.
Kedua, Prabowo perlu menunjukkan identitas kepemimpinannya yang berbeda dari pendahulunya.
Ini bisa diwujudkan melalui kebijakan-kebijakan yang nyata dirasakan rakyat, seperti reformasi sektor pendidikan, peningkatan kesejahteraan petani dan buruh, hingga penguatan kedaulatan bangsa.
Dengan menunjukkan bahwa ia memiliki arah yang berbeda, publik akan melihat bahwa Prabowo adalah pemimpin yang berdiri sendiri, bukan sekadar perpanjangan tangan dari rezim sebelumnya.
Ketiga, penting bagi Prabowo untuk menggalang partisipasi rakyat dalam pembangunan. Sebagaimana ditegaskan dalam Tap MPR RI, keberhasilan pembangunan sangat bergantung pada peran serta seluruh rakyat Indonesia.
Untuk itu, pendekatan inklusif harus diutamakan, di mana setiap golongan, baik yang mendukung maupun tidak mendukungnya dalam pemilu, diajak untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Menutup Kegagalan dengan Kesuksesan
Kepemimpinan Prabowo adalah kesempatan untuk menutup kegagalan masa lalu dengan kesuksesan.
Dengan melepaskan diri dari bayang-bayang Jokowi, ia memiliki peluang besar untuk memperbaiki berbagai kerusakan yang terjadi selama delapan tahun terakhir. Namun, ini tidak akan mudah.
Tantangan politik, ekonomi, dan sosial akan terus menghantui, terutama jika ia tidak segera mengambil langkah tegas untuk memisahkan dirinya dari warisan buruk pendahulunya.
Rakyat Indonesia menaruh harapan besar pada Prabowo, sebagaimana dulu mereka berharap pada Soeharto dengan dalil pembangunan yang melibatkan seluruh rakyat.
Jika Prabowo dapat memenuhi harapan tersebut, maka ia tidak hanya akan dikenang sebagai presiden yang berhasil, tetapi juga sebagai pemimpin yang mampu menyatukan bangsa dalam satu langkah besar menuju kemajuan.
Kesimpulan: Prabowo harus berani membangun “benteng kokoh” untuk melindungi wilayah kekuasaannya dari pengaruh negatif era Jokowi.
Dengan menunjukkan integritas, kepemimpinan yang independen, serta fokus pada kesejahteraan rakyat, ia dapat membuktikan bahwa dirinya adalah pemimpin sejati yang membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Sumber: FusilatNews