HOT NEWS POLITIK TRENDING

Guru Besar Peneliti BRIN: Jokowi 'Membodohi' Rakyat dengan Kasus Ijazah Anaknya!

DEMOCRAZY.ID
Desember 13, 2024
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
POLITIK
TRENDING
Guru Besar Peneliti BRIN: Jokowi 'Membodohi' Rakyat dengan Kasus Ijazah Anaknya!



DEMOCRAZY.ID - Joko Widodo (Jokowi) membodohi rakyat Indonesia dengan merekayasa aturan agar putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka (Gibran) bisa menjadi wakil presiden. Jokowi juga menutupi kasus ijazah palsu milik Gibran.


“Jokowi membodohi rakyat Indonesia dengan kasus ijazah anaknya. Jangan-jangan ijazah Jokowi palsu,” kata Guru Besar Peneliti BRIN Prof Ikrar Nusa Bhakti dalam video yang beredar.


Ikrar mengatakan, Jokowi dan Gibran mirip kelakuannya dengan membagikan sembako kepada rakyat agar dianggap menggunakan dana pribadi. 


“Anak dan bapak tingkah lakunya sama menggunakan anggaran negara mencap Jokowi bagi-bagi seakan-akan Jokowi menggunakan uang pribadinya bagi-bagi sembako,” jelasnya.


Menurut Ikrar, Jokowi memanfaatkan kebodohan rakyat dengan melakukan pembagian sembako agar mantan Wali Kota Solo dianggap berpihak kepada masyarakat kecil. 


“Pertanggungjawabkah seorang presiden yang membiarkan rakyatnya bodoh, tidak memiliki keberdayaan hidup layak ,” ungkap Ikrar.


Selain itu, kata Ikrar dalam sejarah Indonesia tidak ada wakil presiden yang bisa menjadi presiden melalui pilpres. 


“Itu tidak ada ceritanya seorang wakil presiden naik pangkat menjadi presiden melalui pemilihan umum,” pungkasnya.


[VIDEO]




Ikrar Nusa Bhakti Samakan Jokowi 'Pembunuh Tidak Berperasaan': Tidak Tahu Terima Kasih!



DEMOCRAZY.ID - Usai lengser dari tampuk kekuasaan sebagai Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) masih terus menjadi sorotan berbagai pihak. Sayangnya, sorotan masyarakat tersebut lebih kepada kritik bukan pujian.


Pakar politik, Ikrar Nusa Bhakti mengaku tidak habis pikir dengan langkah politik Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) yang memilih jalan bertentangan dengan PDI Perjuangan.


Dia berbicara demikian dalam diskusi yang digelar Imparsial berjudul Dinamika Politik dan Keamanan Jelang Pilkada: Bayang-Bayang Jokowi di Rezim Prabowo di Tebet, Jakarta Selatan, Senin (25/11).


"Enggak pernah saya melihat seseorang yang dibesarkan dalam sebuah parpol kemudian begitu berpisah dengan parpol itu, kemudian langsung mengambil garis yang bukan hanya berseberangan, tetapi bermusuhan," kata Ikrar, Senin.


Dia menyebutkan Jokowi sejak menjadi kandidat di Solo, Jakarta, hingga Presiden RI selama dua periode selalu diusung PDIP.


Namun, kata Ikrar, Jokowi malah mendukung kandidat berbeda dengan PDIP pas pilkada serentak 2024 atau setelah tidak menjabat Presiden RI.


Dia melanjutkan upaya mendukung kandidat berbeda dengan PDIP tampak menjadi langkah Jokowi menghancurkan partai yang membawa pria kelahiran Solo itu menjadi Presiden ketujuh RI itu.


"Seperti ada yang bilang, pembunuh yang tidak berperasaan," ujar ikrar.


Ikrar merasa heran dengan upaya Jokowi menghancurkan PDIP, padahal parpol berkelir merah bersama-sama memenangkan kontestasi politik.


Seharusnya, kata dia, Jokowi punya kebersamaan untuk memenangkan kandidat yang diusung PDIP pada pilkada serentak 2024.


"Nah, Jokowi tidak. Dia ingin melibas daerah-daerah yang menjadi basis PDIP. Contohnya Jakarta, Jawa Tengah, dan Bali," ungkap Ikrar.


Ikrar juga mengatakan Jokowi saat ini berupaya mengokohkan kekuasaan dengan berbagai cara, bahkan ikut menyeret Presiden RI Prabowo Subianto. 


Semisal, kata dia, Jokowi di rumahnya meminta Prabowo untuk menyatakan dukungan bagi kandidat Ahmad Luthfi dan Taj Yasin


"Artinya itu berarti Jokowi meminta Prabowo membuat video (dukungan kepada Luthfi-Gus Yasin), walaupun dinyatakan yang minta itu Cagub dan Cawagub Jateng," kata dia.


Sumber: SuaraNasional

Penulis blog