POLITIK

Bocor Alus Tempo: Cerita di Balik Batalnya Gugatan MK RK-Sus, Ada Pesan Khusus Prabowo

DEMOCRAZY.ID
Desember 15, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Bocor Alus Tempo: Cerita di Balik Batalnya Gugatan MK RK-Sus, Ada Pesan Khusus Prabowo



DEMOCRAZY.ID - PRAMONO-RANO KARNO AKHIRNYA RESMI MENANG 1 PUTARAN PILKADA JAKARTA 2024 SETELAH TIDAK ADA GUGATAN KE MK.


CERITA DI BALIK BATALNYA GUGATAN MK RK-SUS.


TERJADI DI LAST MINUTE.


Tim Hukum RK-Sus sudah siap mengajukan gugatan ke MK.


Tapi di menit-menit terakhir batas waktu, Presiden Prabowo memerintahkan untuk membatalkan gugatan.


SIMAK SELENGKPANYA CERITA DI BALIK BATALNYA GUGATAN MK RK-SUS.


[VIDEO]



Ternyata Ini Alasan Dibalik 'Batalnya' Gugatan Kubu Ridwan Kamil Soal Hasil Pilkada Jakarta



DEMOCRAZY.ID - Pasangan calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jakarta nomor urut 01 Ridwan Kamil - Suswono (RIDO) yang sebelumnya santer bakal mengajukan pemohonnan sengketa Pilkada ke MK mendadak batal.


Sontak hal tersebut menyisakan tanda tanya besar publik dan menjadi sorotan.


Nah kekinian, terkait hal tersebut Pihak Ridwan Kamil-Suswono pun mengungkapkan alasan tidak jadi mengajukan gugatan ke MK.


Menurut Tim Bidang Hukum RIDO, Muslim Jaya Butar Butar, pihaknya tak mengajukan gugatan atas dasar arahan pimpinan.


Namun demikian, Muslim enggan membeberkan sosok siapa yang dimaksud pimpinan tersebut.


"Sudah keputusan pimpinan," katanya, Kamis (12/11/2024) dini hari.


Hal tersebut juga dilakukan oleh paslon nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana.


Pengamat Duga '2 Faktor' Ini Buat Ridwan Kamil-Suswono Batal Gugat Hasil Pilkada ke MK



DEMOCRAZY.ID - Pasangan Ridwan Kamil-Suswono batal mengajukan gugatan hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi (MK).


Batalnya Ridwan Kamil-Suswono batal ajukan gugatan ke MK merupakan keputusan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.


Namun, pengamat politik Adi Prayitno memiliki pandangan berbeda dengan batalnya Ridwan Kamil-Suswono batal gugat hasil Pilkada Jakarta ke MK.


Pertama, Adi Prayitno menilai tim Ridwan Kamil-Suswono sulit untuk membuktikan tuduhan bahwa Pilkada Jakarta diwarnai kecurangan.


"Apalagi tuduhan kecurangan yang sifatnya kualitatif seperti KPU Jakarta tak profesional tak dikenal dalam sengketa hasil Pilkada. Termasuk tuduhan kecurangan TSM sangat sulit dibuktikan selama ini," kata Adi, Kamis (12/12/2024).


Faktor kedua, kata Adi Prayitno adalah berkaitan dengan selisih suara hampir 10 persen. 


Menurutnya, dengan selisih perolehan suara yang cukup jauh akan sulit bagi pasangan Ridwan Kamil-Suswono membalikkan keadaan.


"Kedua, di UU Pilkada juga disebutkan untuk provinsi yang jumlah penduduknya 6-12 juta selisih suara yang bisa digugat maksimal 1 persen. Sementara RIDO (Ridwan Kamil-Suswono) kalahnya kurang lebih 9-10 persen," paparnya.


"Tim RIDO terlihat pesimis buktikan dugaan kecurangan ke MK," tegasnya.


Sebagai informasi, sesuai dengan hasil rekapitulasi, pasangan Pramono Anung-Ridwan Kamil mendapatkan perolehan 2.183.239 suara atau setara 50,067 persen.


Kemudian, pasangan Ridwan Kamil-Suswono berada di peringkat kedua dengan capaian 1.718.160 suara (39,4 persen).


Sedangkan, posisi terakhir ada pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana yang mendapat 459.230 suara (10,53 persen).


Faktor Rasionalitas Hingga Kegaduhan Politik


Pengamat politik Herry Mendrofa menduga setidaknya ada lima faktor yang mungkin membuat RIDO memutuskan tidak menggugat ke MK.


"Pertama ini soal kalkulasi saja, RK melihat rasionalitas gap elektoralnya yang cukup jauh ya dengan Pramono dan saya rasa pilihan tidak menggugat adalah benar," ujarnya kepada Tribunnews.com, Kamis (12/12/2024).


Kedua, katanya, soal kegaduhan politik saat menggugat yang dinilai hanya akan menguras energi semua pihak.


"Ketiga, RK dan KIM plus sepertinya menghitung ulang jika terjadi tekanan terhadap putusan MK maka dapat dipastikan bahwa terjadi polarisasi politik yang menguat."


"Keempat, RK dan KIM plus ini memahami suasana kebatinan warga Jakarta, yang saya kira lebih bijak untuk tidak menggugatnya."


"Kelima, Baik RK dan Pramono sebenarnya adalah pihak yang bisa berkomunikasi dengan rezim yang sekarang. Artinya tidak menjadi persoalan jika sekalipun pramono menang di Jakarta," pungkasnya.


Sumber: Tribun

Penulis blog