DEMOCRAZY.ID - Pendakwah Gus Miftah atau Miftah Maulana Habiburrahman menjadi sorotan publik usai tindakannya menghina penjual es teh bernama Sunhaji viral di media sosial.
Di tengah kritik keras yang diterimanya, budayawan dan seniman senior Sujiwo Tejo memberikan pandangan unik dan blak-blakan soal sosok Gus Miftah.
Sujiwo Tejo mengungkapkan bahwa meskipun tindakan Gus Miftah dianggap tidak pantas, ia justru melihatnya sebagai suatu bentuk “jasa” yang memiliki dampak positif.
Bahkan ia menyebut Gus Miftah layak masuk surga jika dilihat dari "hitung-hitungan" tertentu.
Dalam program Rakyat Bersuara, Sujiwo Tejo menjelaskan bahwa perbuatan kontroversial Miftah Maulana bisa memberikan pelajaran kepada masyarakat.
Ia membandingkan Miftah Maulana dengan tokoh antagonis dalam cerita pewayangan, Rahwana.
Menurut Sujiwo, Rahwana yang digambarkan sebagai sosok jahat memiliki peran penting dalam menonjolkan kebaikan Rama, tokoh protagonis dalam epos Ramayana.
“Kalau gak ada orang jelek, gak ada orang bagus. Rahwana, kita berutang jasa kepada Rahwana. Tanpa Rahwana, Rama tidak akan kelihatan baik,” ujar Sujiwo Tejo.
Dengan analogi tersebut, Sujiwo menyebut bahwa tindakan Gus Miftah yang kontroversial justru dapat memperjelas perbedaan antara pemuka agama yang berperilaku baik dan buruk.
“Jasanya Rahwana membuat Rama jadi baik, jasanya Gus Miftah membuat kita jadi baik,” imbuhnya.
Pandangan Sujiwo Tejo ini memberikan opini baru dalam melihat perbuatan Gus Miftah.
Alih-alih mengecam secara langsung, Sujiwo mencoba menganalisis dampaknya dalam konteks yang lebih luas.
Ia menilai bahwa keberadaan figur seperti Gus Miftah, dengan segala kontroversinya, dapat menjadi cermin bagi masyarakat untuk membedakan mana pemuka agama yang benar-benar menjalankan ajaran dengan baik dan mana yang tidak.
“Itu (Gus Miftah) berjasa. Itu masuk surga kalau di dalam hitung-hitungan, karena kalau gak ada ustaz begini, ustaz yang baik gak kelihatan,” tegas Sujiwo Tejo.
Sejak video penghinaan terhadap Sunhaji tersebar luas, Gus Miftah menuai kecaman dari berbagai pihak.
Tidak hanya perbuatannya yang dianggap melanggar etika, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar tentang peran dan tanggung jawab seorang pendakwah.
Namun, pendapat Sujiwo Tejo justru berbeda, ia menilai peristiwa seperti ini bisa menjadi momen refleksi.
Ia menekankan pentingnya kehadiran figur-figur yang bertindak sebagai kontras agar nilai-nilai kebaikan dapat lebih menonjol.
Dalam dunia yang penuh dengan figur publik, baik itu pemuka agama atau tokoh masyarakat lainnya, kehadiran sosok yang kontroversial kerap menjadi pelajaran berharga bagi banyak orang.
[VIDEO]
Sumber: TvOne