DEMOCRAZY.ID - Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) dan Pramono Anung-Rano Karno yang bertarung memperebutkan kursi Jakarta 1 terlibat saling klaim data perolehan suara di Pilkada Jakarta 2024.
RIDO mengklaim Pilkada Jakarta 2024 akan berlangsung dua putaran, sedangkan Pramono-Rano telah mendeklarasikan kemenangannya di putaran pertama dengan perolehan suara di atas 50 persen.
Data internal RIDO juga mencatat bahwa perolehan suara mereka tertinggal dari Pramono-Rano.
Hasil real count versi internal RIDO dengan data masuk sebanyak 99,99 persen mencatat perolehan suara mereka 1.748.714 suara (40,17 persen), sedangkan Pramono-Rano memimpin dengan 2.145.494 ribu suara atau setara dengan 49,28 persen.
Sementara di sisi lain, Pramono-Rano juga telah mendeklarasikan kemenangan satu putaran.
Mereka mengklaim unggul dengan perolehan 2.183.577 suara atau sama dengan 50,07 persen berdasarkan rekapitulasi internal.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah berpendapat saat ini Pilkada Jakarta akan berlangsung satu putaran yang dimenangkan oleh Pramono-Rano.
"Hasil hitung cepat selama ini jarang keliru. Utamanya dari lembaga bereputasi, terlebih posisi RK tertinggal cukup jauh," kata Dedi, Senin (2/12).
Namun, jika memang berlangsung dua putaran, maka hal itu akan menguntungkan kubu RK.
Ia menilai hal itu cukup sulit bagi Pramono-Rano mengingat logistik mereka yang terbatas serta keajegan pemilih yang bisa saja berubah.
"Sementara RK didukung oleh kelompok yang sama yakni penguasa," ucapnya.
Namun, ia mengingatkan bahwa Pramono juga memiliki sumber ceruk suara yang bervariasi.
Dedi menyampaikan sejauh ini Pramono-Rano merengkuh suara dari pemilih Anies dan Ahok yang notabenenya berbeda kubu.
"Berbeda dengan RK, ia dipilih oleh kelompok yang sama, yakni pemilih Prabowo dan Jokowi, keduanya bersumber sama," ujar dia.
Sudahi perang klaim
Sementara itu, Direktur Trias Politika Strategis Agung Baskoro meminta kedua kubu untuk menyudahi saling klaim perolehan suara.
Ia meminta mereka untuk menunggu hasil resmi yang nanti diumumkan langsung oleh KPU.
Agung menegaskan ke kedua kubu agar siap dengan segala hasil yang akan diterima nanti.
"Saya melihat bahwa kenapa perlu disudahi klaim-klaim ini supaya ya mereka siap apapun itu skenarionya, ya kalau satu putaran berarti selesai pemilunya. Tapi kalau memang dua putaran ya siap-siap berkompetisi lagi dari titik nol," ucap Agung.
Ia pun menyatakan jika memang berlangsung dua putaran, maka pertarungan akan cukup sengit.
Meski begitu, Agung menyebut baik RK maupun Pramono merupakan dua sosok yang memiliki kedekatan dengan istana. Meskipun, hal itu lebih tergambar di sosok RK.
Ia berpendapat posisi itu bisa saja memposisikan Pramono dipandang oleh pemerintah pusat sebagai penghubung antara PDIP dengan Prabowo.
"Pramono kita tidak boleh lupa, dia Seskab dua periode di masa Jokowi dan kolega Prabowo di kabinet Jokowi," ujarnya.
Agung menyatakan kedua pihak tak bisa saling menganggap remeh satu sama lain. Terlebih, Pramono-Rano yang kini diunggulkan di putaran pertama. Menurutnya, tak ada jaminan ia akan kembali unggul di putaran kedua.
"Karena tidak ada jaminan yang menang di putaran pertama akan menang di putaran kedua, itu terbukti di [Pilkada] 2017," ucap dia.
Suara Dharma-Kun kunci
Agung juga menyinggung pemilih Dharma-Kun yang menurutnya akan menjadi ceruk suara strategis jika berlangsung dua putaran.
Ia memprediksi RK dengan Pramono akan memperebutkan ceruk suara tersebut.
"Konkret saja apakah mereka bersedia melanjutkan program kerja Dharma-Kun dalam konteks misalkan Jakarta aman, Jakarta beradab," kata Agung.
Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menyampaikan pekerjaan rumah bagi Pramono-Rano ialah mengawal proses perhitungan suara jika ingin mempertahankan klaimnya menang satu putaran.
"Kalau memang Pram itu mengira dia menang satu putaran dia harus mengawal," kata Arifki.
Arifki berpendapat masih banyak potensi yang bisa terjadi hingga pengumuman resmi hasil KPU pada pertengahan Desember nanti.
"Potensi ada usaha PSU, pemilihan ulang di beberapa wilayah. Ini kan juga akan berdampak ke Pram juga secara politik," ucapnya.
Sementara di kubu RIDO, ia mengatakan upaya membangun narasi dua putaran ini akan bergantung pada seberapa berkepentingan KIM Plus dalam memenangkan RIDO.
"Ini juga KIM Plus juga setengah hati juga mendukung RIDO," ujar dia.
Ia juga menyebut Pramono merupakan sosok yang dinilai komunikatif dengan seluruh kalangan, termasuk dengan Prabowo, Jokowi, hingga beberapa parpol di KIM Plus.
RK bak pisau bermata dua
Lalu, ia juga berpendapat Pramono bukanlah sosok yang mengancam di Pilpres 2029 mendatang, sedangkan RK memiliki potensi mengancam figur potensial lain termasuk petahana yakni Prabowo dan Gibran secara elektoral.
"Artinya dia akan jadi saingan berat bagi banyak kandidat," ucapnya.
Kalaupun nanti akan berlangsung dua putaran, maka yang menjadi tantangan bagi kubu Pramono-Rano ialah soal logistik dan instrumen politik.
Ia berpendapat khususnya perihal instrumen politik, kubu RIDO memang lebih diuntungkan mengingat mereka disokong kubu penguasa.
Sumber: CNN