DEMOCRAZY.ID - Cerita aslinya itu begini lur.... polisi yang tembak siswa paskibraka habis pesta miras dan s*x ???
👇👇
Sosok bripka R memang suka pergi ke tempat lokalisasi pelacuran sunan kuning di semarang.
Bahkan sosok bripka R sering pesta miras dan pesta esek-esek di tempat lokalisasi tersebut bersama teman-temannya sesama anggota kepolisian.
Nah,sehabis pesta miras dan pesta esek-esek,
Sosok bripka R itu menyetir mobil sudah ugal-ugalan, akibat mabok berat,
Mulai dari arah jalan kalibanteng sesampainya di jalan simongan,
Nah kebetulan sosok Almarhum GRO itu terkenal sebagai murid yg berprestasi di sekolahan,bahkan dia mengikuti pelatihan pencak silat agar bisa mengikuti lomba pra pon jawa tengah.
Sehabis pulang dari latihan pencak silat,sosok GRO itu di serempet oleh oknum yg ugal-ugalan karena mabok berat,
Jika benar terjadi,maka sosok bripka R Tersebut telah membunuh salah satu calon bibit atlet pencak silat yg ada di jawa tengah,
Bahkan sosok GRO terkenal murid yg sangat pandai dan berprestasi,
Sebagai anggota paskibra.
Sosok anak yg kuat,
Karena usia 6th sudah di tinggal pergi oleh almarhum ibunya,
Bahkan ayahnya juga sudah jauh dari sosok GRO,
sosok GRO di rawat oleh kakeknya yg sangat sayang terhadap cucunya tersebut,
Karena sebagi cucu yg sangat baik,rajin sholat,rajin mengaji,dan sopan terhadap orang tua,..
Jadi intinya begini,
Kok bisa-bisanya bapak kapolres menuduh anak itu sebagai kelompok kreak-kreak,gengster 😁
Astagfirullah, hati ini bener-bener sangat sedih,anak sebaik itu kok bisa-bisanya di fitnah,bahkan sosoknya sudah meninggal dunia,
#Rip_buat_ananda_Gamma
Semoga tenang di sana ya nak,
Kita tunggu bapak hotman paris dkk segera bertindak untuk membuka aib kepolisian briptu R tersebut.
Tuhan memberkati 🤲
[DOC]
Ini info dari semarang pic.twitter.com/YCzOe2cDfL
— Miracle Investe (@marwanFC) November 27, 2024
Oknum polisi berinisial RZ (38) berpangkat Aipda merupakan anggota Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang.
— Maidina🇵🇸 (@maidina__) November 27, 2024
Amanin tawuran serse narkoba??? Setelahnya bikin cerita ada penanganan 2 geng
Sakit https://t.co/9a8ht796Kc
6 Fakta Kejanggalan Polisi Tembak Siswa SMK 4 Semarang Gegara Tawuran, Nomor 5 Agak Aneh!
Kasus penembakan yang merenggut nyawa siswa SMK 4 Semarang, Jawa Tengah kini tengah hangat diperbincangkan.
Seperti diketahui, siswa berinisial GRP (17) ditembak hingga tewas oleh oknum polisi lantaran korban terlibat aksi tawuran.
Usut punya usut, pernyataan pihak kepolisian tersebut justru dinilai memiliki kejanggalan dan dibantah oleh beberapa fakta yang mencuat di media sosial.
Salah satunya, bukti penembakan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) berupa rekaman CCTV ternyata telah diambil dahulu oleh pihak kepolisian.
Berikut 6 Fakta Kejanggalan Polisi Tembak Siswa SMK:
1. Korban Merupakan Anak Berprestasi
Hal ini diungkapkan oleh pihak sekolah yang menilai korban merupakan sosok siswa kebanggaan SMA 4 Semarang.
Sebab, korban kerap kali membawa nama baik sekolah lewat perlombaan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra).
Waka Kesiswaan SMK 4 Agus Riswantini turut mengonfirmasi bahwa korban sering mengharumkan nama sekolah.
“Kalau korban tergabung dalam gangster, kami tidak tahu. Tapi rekam jejaknya, dia itu anak yang baik dan berprestasi,” tuturnya.
“Anaknya baik, mereka orang terpilih, mereka ikut ekstra, yang kita tahu Paskibra itu anak-anak pilihan,” lanjutnya.
2. Korban Menang Lomba Paskibra di Akpol
Diketahui, korban ternyata sempat memenangkan perlombaan Paskibra tersebut di lingkungan Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang.
“Korban merupakan anak yang baik dan seorang anggota Paskibra yang baru saja menang lomba pasukan baris-berbaris di Akpol,” jelas Agus.
3. Korban Bercita-cita Jadi Polisi
Berdasarkan informasi yang beredar, korban ternyata bermimpi menjadi seorang polisi sejak dirinya duduk di bangku sekolah.
Terlebih lagi, siswa SMK tersebut merupakan seorang piatu yang telah lama ditinggal oleh ibu kandungnya.
Hal ini dikonfirmasi langsung oleh kerabat korban yang menyatakan bahwa siswa SMK tersebut merupakan seorang piatu.
“Anak ini adalah ponakan saya, dia anak piatu, ibunya sudah meninggal beberapa tahun lalu,” ketik akun @_dewikhariz_.
“Padahal anak ini ingin menjadi polisi, tapi kenapa nyawanya diakhiri oleh polisi,” lanjut saudara korban.
4. Korban Tidak Terlibat Aksi Tawuran
Usut punya usut, korban ternyata disinyalir kuat bahwa dirinya tidak terlibat tindak kejahatan berupa tawuran antar geng.
Hal ini dikonfirmasi langsung oleh petugas satpam di TKP yang mengungkapkan kebenaran tersebut.
“Tidak ada tawuran di sini, kalau ada tawuran, kami pasti tau dan langsung melapor ke atasan,” ucap satpam yang enggan identitasnya disebutkan.
5. CCTV di TKP Diambil Polisi
Berdasarkan informasi yang beredar, rekaman CCTV di TKP ternyata terlebih dahulu diambil oleh pihak kepolisian.
Hal ini dikonfirmasi langsung oleh seorang karyawan toko minimarket yang terletak di sekitaran TKP.
“Polisi mengambil rekaman video CCTV di depan dan di atas toko. Saya sempat melihat video tersebut hanya 20 detik,” ucap Reza, sang karyawan toko.
Tidak hanya CCTV toko minimarket, bukti milik Masjid Al-Amin Bambankerep ternyata juga disita oleh pihak kepolisian.
Dalam hal ini, Amsori (58) selaku pengurus masjid mengakui bahwa rekaman CCTV milik ibadah umat muslim tersebut telah diambil.
“Tapi saya tidak lihat langsung, hanya mendengar saja. Polisi juga ke masjid untuk ambil rekaman CCTV,” jelasnya.
Tidak heran, hal ini membuat dugaan publik menguat lantaran adanya kejanggalan dari kebenaran kasus tersebut.
6. Kapolrestabes Semarang Pernah Terlibat Kasus Korupsi
Seperti diketahui, sosok yang mengungkapkan bahwa korban terlibat aksi tawuran ialah Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar.
Yang mana, Irwan menjelaskan secara terang-terangan bahwa korban terpaksa ditembak lantaran dirinya terlibat aksi tawuran.
Usut punya usut, Irwan ternyata pernah terlibat kasus korupsi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Dalam hal ini, Kapolrestabes Semarang itu ternyata berperan sebagai perantara antara SYL dengan Ketua KPK kala itu.
“Kapolresta Semarang Irwan Anwar menjadi perantara pengiriman uang suap Rp800 juta di kasus Yasin Limpo,” jelasnya.
Sumber: PojokSatu