CATATAN POLITIK

Tak Diberi Peran Selama Presiden Prabowo ke Luar Negeri: 'Wapres Gibran Antara Ada dan Tiada'

DEMOCRAZY.ID
November 09, 2024
0 Komentar
Beranda
CATATAN
POLITIK
Tak Diberi Peran Selama Presiden Prabowo ke Luar Negeri: 'Wapres Gibran Antara Ada dan Tiada'



DEMOCRAZY.ID - Presiden Prabowo Subianto baru saja meninggalkan Tanah Air untuk melakukan lawatan ke luar negeri.


Sebelumnya kepergian Prabowo yang akan melakukan lawatan ke luar negeri memicu berbagai spekulasi mengenai pengaturan pemerintahan selama ia berada di luar negeri.


Pengamat politik, Rocky Gerung, menilai bahwa meskipun sebelumnya media menyebutkan kemungkinan bahwa kendali pemerintahan akan diserahkan kepada Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, kenyataannya hal itu tidak terjadi.


Presiden Prabowo sendiri langsung mengendalikan pemerintahan, menunjukkan bahwa ia masih memiliki kepercayaan penuh terhadap kinerja kabinetnya, atau mungkin juga karena ia merasa kabinetnya belum cukup siap untuk berjalan tanpa pengawasan langsung darinya.


Rocky Gerung mencatat bahwa meskipun Gibran berada di posisi Wakil Presiden, selama Presiden Prabowo pergi, banyak menteri yang lebih memilih untuk langsung berkoordinasi dengan Presiden ketimbang dengan Wakil Presiden.


Ini menunjukkan bahwa meskipun Gibran sudah resmi menduduki posisi tinggi, ia masih diragukan kapabilitasnya dalam mengendalikan kabinet.


Para menteri masih merasa lebih nyaman melapor langsung kepada Presiden.


Rocky Gerung mengungkapkan bahwa ini menunjukkan adanya ketegangan antara posisi administratif Gibran sebagai Wakil Presiden dengan peran nyata yang dimainkan dalam menjalankan pemerintahan.


Sementara Gibran mungkin dihormati secara politis sebagai anak dari Presiden Jokowi, secara teknis, dia belum mampu menunjukkan kapasitas kepemimpinan yang diperlukan untuk mengelola hal-hal teknis dalam kabinet.


"Sepertinya, Gibran belum cukup dilibatkan dalam urusan teknis kabinet, meskipun secara simbolis dia adalah Wakil Presiden," ujar Roky dikutip dari channel Youtubenya, Juamt 8 November 2024.


Hal ini, menurut Gerung, menggambarkan situasi di mana meskipun Gibran memegang posisi tinggi, dia masih berada di bawah bayang-bayang figur Presiden Prabowo, yang tetap memegang kendali penuh atas kebijakan pemerintah.


Lebih lanjut Rocky menjelaskan, bahwa dalam konteks ini, posisi Gibran dalam kabinet Prabowo tidak lebih dari sebuah status administratif semata.


Ketika Prabowo berada di luar negeri, Gibran diharapkan dapat mengambil alih, tetapi kenyataannya, Gibran tidak memiliki kewenangan penuh untuk memimpin kabinet atau mengatasi isu-isu yang muncul.


Menurut Gerung, ini adalah indikasi bahwa meskipun Gibran memiliki posisi politik yang kuat, kapasitas teknis dan kredibilitasnya masih diragukan oleh banyak pihak di pemerintahan.


Presiden Prabowo sendiri menegaskan dalam beberapa kesempatan bahwa dia tetap akan memantau jalannya pemerintahan meskipun berada di luar negeri.


Ia mengungkapkan bahwa prinsip utamanya adalah untuk selalu melindungi rakyat Indonesia dan memastikan tidak ada kebijakan yang merugikan masyarakat.


Ini berarti bahwa meskipun ada laporan tentang penggusuran tanah di Tangerang dan berbagai masalah agraria lainnya, Prabowo menekankan bahwa perlindungan rakyat harus menjadi prioritas utama bagi pemerintahannya.


Prabowo juga menegaskan bahwa dalam situasi ini tidak ada hierarki di dalam kabinet, karena semua anggota kabinet harus bekerja bersama untuk melayani rakyat.


Dalam beberapa kasus, Presiden ingin agar para menteri lebih berani langsung menghubungi dirinya jika ada masalah yang sulit diselesaikan di level Menko atau di bawahnya.


[VIDEO]



Sumber: PorosJakarta

Penulis blog