DEMOCRAZY.ID - Pernyataan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar tentang komitmennya untuk membersihkan Kementerian Agama (Kemenag) dari praktik-praktik yang tidak sehat menyiratkan hal penting: keberadaan pihak-pihak yang ‘bermain’ dalam konotasi negatif. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan frasa ini? Mengapa pilihan diksi seperti ini sering kali digunakan, alih-alih kata-kata yang lebih langsung seperti “korupsi” atau “penyelewengan”? Konotasi negatif dalam konteks pernyataan ini mengacu pada pihak-pihak yang terlibat dalam praktik yang merugikan lembaga dan publik, seperti korupsi, kolusi, atau nepotisme. Penggunaan kata ‘bermain’ menciptakan citra tentang aktivitas tersembunyi yang tidak terbuka dan cenderung memiliki dampak buruk terhadap integritas institusi. Istilah ini seolah-olah menyamarkan maksud sebenarnya dengan metafora, memungkinkan pendengar untuk menafsirkan secara implisit tanpa menghadirkan tuduhan langsung yang mungkin menimbulkan dampak hukum atau kontrov
DEMOCRAZY.ID - Pernyataan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar tentang komitmennya untuk membersihkan Kementerian Agama (Kemenag) dari praktik-praktik yang tidak sehat menyiratkan hal penting: keberadaan pihak-pihak yang ‘bermain’ dalam konotasi negatif. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan frasa ini? Mengapa pilihan diksi seperti ini sering kali digunakan, alih-alih kata-kata yang lebih langsung seperti “korupsi” atau “penyelewengan”? Konotasi negatif dalam konteks pernyataan ini mengacu pada pihak-pihak yang terlibat dalam praktik yang merugikan lembaga dan publik, seperti korupsi, kolusi, atau nepotisme. Penggunaan kata ‘bermain’ menciptakan citra tentang aktivitas tersembunyi yang tidak terbuka dan cenderung memiliki dampak buruk terhadap integritas institusi. Istilah ini seolah-olah menyamarkan maksud sebenarnya dengan metafora, memungkinkan pendengar untuk menafsirkan secara implisit tanpa menghadirkan tuduhan langsung yang mungkin menimbulkan dampak hukum atau kontrov