CATATAN HUKUM POLITIK

'Sinyal Amburadulnya Bidang Hukum Kabinet Merah Putih Prabowo'

DEMOCRAZY.ID
November 02, 2024
0 Komentar
Beranda
CATATAN
HUKUM
POLITIK
'Sinyal Amburadulnya Bidang Hukum Kabinet Merah Putih Prabowo'


'Sinyal Amburadulnya Bidang Hukum Kabinet Merah Putih Prabowo'


Oleh: Memet Hakim

Pengamat Sosial


Saya yakin banyak kalangan rakyat Indonesia terperangah dan bingung dengan penu njukkan personal cabinet obesitasPrabowo ini, walau masih ada secercah harapan padaPrabowo untuk memperbaiki berbagai kerusakan system dan Hukum dinegeri ini akibat kebijakan presiden Jokowi selama10 tahun.


Susunan Kabinet Prabowo (KMP) memperlihatkan bahwaPrabowo masih dikendalikan Jokowi dan cukong. 


Kesan itutampak sekali, walaupun di dalam pidatonya seperti Prabowo ini seolah tanpa tekanan. 


Pertimbangan Moral, Profesional,Akhlak dan Integritas dikesampingkan dalam pemilihancalon anggota kabinet ini, seakan Prabowo itu seorang bonekasaja.


Sinyal amburadulnya kabinet Prabowo ini, tampak saat adaMenteri yang baru dilantik telah menggunakankewenangannya untuk mengundang beberapa tokoh dalamrangka pilkada, ada Menteri yang minta anggaran jauh lebuhbesar dan yang paling parah adalah mentersangkakan dan menangkap Tom Lembong mantan Mendag tahun 2015-2016, dengan tuduhan memberikan ijin impor gula (5 juta ton). 


Tetapi anehnya tidak menangkap dan mentersangkakan para Menteri yang lain seperti Enggartiasto (2016-2019) 15 jutaton, Agus Suparmanto (2019-2020) 9.5 juta ton, M.Lufti(2020-2022) 13 juta ton dan Zulkifli Hasan ( 2022-2024) 18 juta ton, yang jauh lebih besar memberikan iji impor gula. Tidak heran kasus ini menjadi polemik.


Seperti diketahui bahwa industri gula Nasional ini dibunuholeh adanya pabrik gula rafinasi yang memungkinkanimpor gula secara legal. 


Banyak penyimpangan didalam tata niaga gula impor ini, pelaku utamanya ya tidak jauh darinaga2 yang selama ini mengatur para pejabat. Impor panganyang begitu juga, apalagi ekspor material tambang. 


Jika memang kejaksaan agung punya program membantu presidendalam arti yang sebenarnya, tentu mereka tahu peta korupsiberjamaah yang terjadi selama ini, tidak hanya menunggulaporan pihak tertentu saja. 


Publik akan membantu kejaksaanjika langkah mereka benar, tetapi akan mencemoohkanmereka jika langkahnya keliru. 


Konon kabarnya Jaksa Agungnya juga terlapor kasus, bahkan memiliki 3 KTP, wahtambah kacau nih, kasian Prabowo.


Kasus TL ini dibaca oleh orang awam sebagai “warning” bagiAnies untuk membentuk ormas atau partai, ada pula yang membaca sebagai balasan pada TL yang akan membuka kasuskorupsi Prabowo. 


Akan tetapi lebih banyak yang membacabahwa korupsi akan tetap digunakan sebagai alat politik, dan pelindung teman seiring. 


Artinya niat Prabowo menumpas korupsi akan sia-sia karena diduga banyak diantarapelakunya menjadi Menteri Prabowo. 


Para loyalis Jokowi masih kuat dan berada di kabinet Prabowo, artinya Jokowi bisa saja mengatur siapa yang harus melapor ke kejaksaan dan siapa yang harus melapor ke kepolisian, dll, yang pentinganaknya Gibran selamat dan tetap menjadi wapres dan the next presiden walau terpapar ODGJ.


KPK saja yang khusus dibentuk untuk memberantas korupsi, sampai saat ini tidak berani mengusut laporan seorang dosenPT negeri tentang dugaan korupsi yang dilakukan oleh Gibran dan Kaesang, apalagi saat ini menjadi Wakil presiden. 


Tuntutan penyidikan sudah diperkuat oleh banyak tokoh yang mendatangi KPK, termasuk mantan ketua KPK. 


Bareskrimjuga sampai saat ini belum terlihat langkahnya dalammemproses laporan atas pelanggaran Gibran pada UU nomor28 Tahun 1999 tentang KKN yang dilaporkan secara resmikoleh Petisi 100 dan For Asli. 


DPR dan MPR sampaisekarang tidak berani mengajukan hak angket ataspelanggaran Gibran atas Konstitusi dan laporan atas gejalasakit jiwanya (Skizofrenia & Obesive Compulsive Disease)yang sangat berbahaya bagi kelangsungan negeri ini dan juga berbahaya bagi keselamatan Prabowo.


Gejala sosial politik saat ini memang rada aneh, masih banyakpejabat yang lebih takut pada Jokowi dibandingkan denganPrabowo. 


Para Menteri yang dipilih mayoritas adalah orang bermasalah, bukan yang tulus ingin membangun bangsa. 


Prabowo masih saja mengganggap tokoh-tokoh oposan itusebagai musuhnya, padahal mereka ingin membantu Prabowo secara tulus, mereka ingin “Prabowo jadi dirinya sendiri, bukan menjadi bonekanya Jokowi dan oligarki”. 


TuntutanPetisi 100, Bara Kemang, GPKR, 411, GAUM, Mhs, dll,dllsemuanya sama atau serupa yakni “Adili Jokowi dan turunkan Gibran”. Artinya mereka mendukung Prabowo agar lepas dari pengaruh dan perangkap Jokowi.


Jadi dimunculkan kasus TL atau yang lainnya, rakyat warasdiwakili oleh para tokohnya tetap menuntut Adili Jokowi dan Makdzulkan Gibran. 


Jika saja ada partai yang beranimenjadi pionir dalam memakdzulkan Gibran lewat DPR, tentu partai tersebut akan semakin besar pendukungnya. Jangan lupa para pendukung Anies masih setia pada Anies, kelompok ini sangat besar jumlahnya. 


Jika tidak adakecurangan tentu Anies & Ganjar yang terpilih, artinyapendukungnya diatas 50% pemilih, walau menurut KPU hanya  41 juta dan dan Ganjar 27 juta jiwa (keduanya 42 %). Suara kelompok ini akan mendukung Prabowo jika Prabowo berani dan benar.


Jika saja pemerintahan Prabowo memiliki prioritas kerja, tentuhasilnya akan lebih terarah. 


Saling melindungi itu merupakanhal yang baik jika untuk kebaikan, tetapi jika salingmelindungi, kolaborasi dan saling sandera untuk memecahbangsa dan negara ini, tentu menjadi musuh negara. 


Agak sulit dibayangkan jika Prabowo seorang patriot bangsa, memelihara penghianat dan membiarkannya dirinyadirusak dari dalam, lagi pula untuk apa jadi presidenmasih mau dikendalikan Jokowi


Kasus semacam kasus TL sangat mungkin terjadi lagi dalamwaktu 2 minggu kedepan saat Prabowo sedang di LN, mungkin ada baiknya Prabowo menyiapkan surat khusus agar tidak ada Keputusan penting tanpa persetujuan terlulisdarinya. 


Bukan tidak mungkin Gibran berserta para menteriloyalis Jokowi akan mengambil alih (kudeta) kekuasaanPrabowo, nah dari pada didahului Gibran akan lebih baikPrabowo duluan yang mengambil alih kekuasaanpemerintahan sepenuhnya.


Prabowo dan Jokowi sama-sama berdosa terhadap bangsa dan negara ini, tapi dosa Prabowo tergolong sangat kecildibanding dosa Jokowi, Prabowo punya jasa pada negara jauhlebih besar dari pada Jokowi. Jadi Prabowo tidak usah takutpada Jokowi atau para naga, harus percaya diri. 


Jika Prabowo berhasil dijatuhkan oleh Gibran dengan segala cara, maka Prabowo akan tamat, dan menjadi legenda menjadijendral yang menjadi presiden untuk dikalahkan oleh seorangwakil yang diperkirakan penderita ODGJ & OCD. ***

Penulis blog