HUKUM POLITIK

Ragukan Kasus Tom Lembong, Goenawan Mohamad: Jokowi Meninggalkan Kesan Tindakan Anti Korupsi Hanya 'Manipulasi Politik'!

DEMOCRAZY.ID
November 02, 2024
0 Komentar
Beranda
HUKUM
POLITIK
Ragukan Kasus Tom Lembong, Goenawan Mohamad: Jokowi Meninggalkan Kesan Tindakan Anti Korupsi Hanya 'Manipulasi Politik'!



DEMOCRAZY.ID - Mantan Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong telah menjalani pemeriksaan di gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (1/11/2024).


Hal itu masih terkait dengan dugaan korupsi importasi gula di Kementerian Perdagangan pada tahun 2015–2016. 


Kasus yang menjerat Tom Lembong tersebut hingga saat ini masih menuai kontroversi di sejumlah kalangan. 


Penulis, Goenawan Mohamad menyebut, banyak yang ragu akan tuduhan kepada Tom Lembong. 


“Saya tak cukup informasi tentang kasus ini. Tapi keraguan itu gejala yang berkecamuk sekarang, bahwa tindakan anti korupsi hanya manipulasi politik,” kata Goenawan Mohamad, dalam akun X.


Menurutnya, ini tidak sehat. Pemberantasan korupsi akan dicurigai hanya langkah yang palsu. “Tapi apa boleh buat. Presiden Jokowi meninggalkan kesan demikian,” tambahnya.


Sementara itu, Anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat, Benny K Harman menyebut bahwa kasus yang menyeret Tom Lembong kemungkinan adalah eksekusi dari program besar Presiden RI Prabowo untuk memberantas korupsi. 


Dalam pidato inaugurasinya di hadapan Sidang Umum MPR dengan disaksikan rakyat dari seluruh Indonesia melalui siaran televisi nasional, pada 20 Oktober 2024, Presiden Prabowo telah bersumpah akan menggunakan kekuasaan yang diperolehnya dari rakyat untuk memerangi korupsi dan melumpuhkan para koruptor. 


“Bulu kuduk saya merinding mendengar pidatonya yang berapi-api. Korupsi bagi Prabowo dalam pernyataan berulang kali saat kampanye keliling nusantara adalah kejahatan luar biasa yang telah memperlemah ketahanan negara,” tuturnya. 


Benny K Harman yakin Kejagung telah menerjemahkan dengan tepat apa yang menjadi kegelisahan presiden dengan memeriksa dan menyeret semua pelaku korupsi di Kementerian Perdagangan terkait impor gula. 


Namun, menurutnya, untuk menepis kecurigaan dan tuduhan miring dari berbagai pihak, bahwa ada tebang pilih dan motif politik dalam kasus ini, Kejagung harus bersikap cermat, terbuka, dan transparan. 


“Katakan benar jika benar, dan katakan salah jika salah, demikian pesan Presiden dalam Bukunya: Strategi Transformasi Bangsa. Suatu panduan kerja untuk para anggota kabinetnya,” tandasnya.



Sumber: Fajar

Penulis blog