'PSN PIK-2 Merupakan Kerjasama Keserakahan Pemodal dengan Pejabat Pencari Rente'
Proyek Strategis Nasional Pantai Indah Kapuk- 2 (PSN PIK-2) memberikan masalah bagi rakyat pribumi di wilayah itu dan sekaligus menunjukkan sebuah bentuk keserakahan para pencari untung dan rente.
Terjadi persekongkolan pejabat Negara dan pemodal anasionalis. Mereka tidak lagi punya hati. Otak mereka hanya mencari untung secara cepat dan mudah.
Gurubesar Ilmu Komunikasi FISIP Uiversitas Indonesia (UI) Zulhasril Nasir menyatakan hal itu kepada KBA News, Jum’at, 15 November 2024 menanggapi kekisruhan PSN PIK-2 itu yang tanpa ampun menyerobot tanah rakyat dengan ganti rugi yang sangat kecil.
Para Pengembang yaitu Agung Sedayu dan Sinarmas Grup mempergunakan aparat desa dan preman menyebar teror memaksa agar para penduduk menyerahkan tanah mereka.
Dikatakannya, terlalu sering kita mencoba mengingatkan para pengkhianat dan kaum kapitalisme tamak. Kita kecewa karena tidak ada perbaikan atau perubahan sikap.
Biangkeroknya adalah Jokowi yang memberikan status PSN kepada kegiatan yang sepenuhnya swasta mencari untung bukan untuk kepentingan negara atau umum.
Harapan rakyat sekarang ada pada Presiden baru Prabowo Subianto.
“Setelah Jokowi tidak lagi berkuasa, kita berharap Prabowo akan segera membuat keadaan menjadi lebih baik. Batalkan PSN PIK-2.
Lakukan pemerintahan yang lebih baik dan berpihak kepada rakyat. Ciptakan pemerintahan yang memperjuangkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat seluruhnya bukan untuk segelintir oligarki,” tambahnya.
PIK-2 sepenuhnya adalah proyek swasta dari Aguan pemilik Agung Sedayu dan Keluarga Wijaya pemilik Sinarmas Grup.
Orientasi mereka adalah keuntungan semata, tidak ada urusan dengan rakyat.
Tetapi Jokowi memberikan status PSN sehingga mereka punya berbagai keistimewaan (previlege) termasuk memiliki lahan dengan harga murah.
Presiden Jokowi memberikan status PSN kepada PIK-2 pada 25 April 2024, tiga hari saja setelah MK memenangkan pasangan Prabowo-Gibran.
Ini menunjukkan Jokowi memang berpikir lugas dan praktis bahwa Status PSN untuk PIK-2 akan diteruskan oleh pemerintah selanjutnya.
Seperti biasa, terlihat Jokowi tiaak berpikir untuk kepentingan rakyat tetapi kepentingan diri dan keluarganya saja.
Tidak Beri Sinyal
Dalam pandangan Zulhasril, PIK-2 ternyata juga tidak membèri sinyal positif meskipun mempunyai momemtum yang bagus dalam perbaikan ekonomi nasional.
Ironisnya, selama ini mendomanasi politik dan ekonomi nasional. Publik akan menunggu aksi Prabowo untuk memperbaiki jalan serong Jokowi selama 10 th sebelumnya.
Sayangnya, momen penting itu tidak dimanfaatkan Prabowo. Dia terlalu banyak menjalankan agenda di Washington, Cina, Peru dan Brazil . Nampak sekali dia bekerja sendiri tanpa didampingi penasehat dalam negeri yang handal.
“Dalam beberapa minggu ke depan kita akan melihat apakah Prabowo memang bekerja untuk rakyat atau pemodal.
Walaupun saya masih berharap dia akan memposisikan diri sebagai orang yang akan berbuat banyak dan lugas.”
Ditambahkan, meskipun kita belum yakin benar bahwa Prabowo bisa keluar dari kepungan sisa-sisa pengaruh Jokowi.
Kita dibuat bingung dengan posisi Luhut Panjaitan di Pemerintahan sekarang.
“Saya tidak paham bagaimana posisinya secara tepat dan fortopolis. Nampaknya, dia dipasang untuk menyelamatkan proyek-proyeknya sendiri di samping kepentingan Jokowi,” kata dosen senior itu.
“Terlihat tidak ada pihak yang mencoba menyenggol posisi Opung ini. Ini artinya Prabowo belum dapat momen yang tepat untuk membereskan semua itu.
Publik dalam negeri tentu menunggu pula. Jika sisa kekuatà n Jokowi – LBP bila dibereskan tentu memperterang laju investasi dalam negeri yang sedang dijalankan. Terutà ma bagi para menteri yang sedang belajar menyesuaikan̈ diri dalam rezim/pemerintahan baru,” jelasnya.
Cepatnya Prabowo dan kabiinetnya kembali ke meja kerja tentu banyak ditunggu.
“Harapan kita, sebaiknya Jokowi dan LBP jangan ganggu agenda-agà eda jangkà pendek Prabowo untuk memperbaiki posisi kabinet yang juga pasti banyak halangan karena banyak pihak yang harus dipèrtimbangkan,” demikian Zulhasril Nasir.
Sumber: KBANews