DEMOCRAZY.ID - Megaproyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, yang diinisiasi oleh mantan Presiden Joko Widodo, kini menghadapi tantangan serius di era Presiden Prabowo Subianto.
Minimnya perencanaan awal, terutama terkait pendanaan, membuat proyek ini berpotensi mangkrak.
Dengan kebutuhan dana mencapai Rp466 triliun, beban pembiayaan megaproyek ini dinilai terlalu berat untuk ditanggung APBN.
Kondisi tersebut memaksa Kepala Otorita IKN (OIKN), Basuki Hadimuljono, untuk gencar mencari pendanaan, termasuk melalui utang.
OIKN Gandeng ADB untuk Pendanaan
OIKN menjajaki kerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) guna mempercepat pembangunan IKN.
Dalam pertemuan dengan ADB, Basuki mengusulkan skema pendanaan melalui proyek strategis yang masuk dalam “bluebook” Bappenas.
“Kerja sama ini adalah langkah nyata untuk mewujudkan IKN sebagai pusat pemerintahan modern, inklusif, dan ramah lingkungan,” ujar Basuki, Rabu (27/11/2024).
Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga, menambahkan bahwa dukungan ADB akan difokuskan pada tiga pilar utama:
- Perencanaan kota cerdas dan berkelanjutan.
- Pengurangan dampak lingkungan akibat pembangunan.
- Mobilisasi pendanaan untuk keberlanjutan proyek.
Sejak MoU pada Mei 2023, ADB telah memberikan bantuan teknis senilai US$5 juta (sekitar Rp75 miliar) untuk mendukung pengembangan IKN.
Sepinya Minat Investor
Meski ada dukungan internasional, proyek ini menghadapi hambatan utama: minimnya investor global yang tertarik.
Hingga kini, belum ada investor besar yang berkomitmen untuk mendanai pembangunan IKN. Bahkan, perusahaan seperti Softbank telah menarik diri.
Ekonom dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menyebut bahwa proyek IKN dianggap lemah secara kelayakan investasi. “Sepinya investor menunjukkan ketidaksiapan pemerintah dalam menggarap proyek ini,” ungkapnya.
Penghentian Sementara Anggaran
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, atas arahan Presiden Prabowo, telah menandai anggaran infrastruktur baru dengan tanda bintang.
Hal ini menandakan bahwa anggaran untuk pembangunan baru, termasuk IKN, sedang dihentikan sementara.
Potensi Mangkrak?
Dengan minimnya investor dan tekanan keuangan negara, banyak pihak khawatir megaproyek IKN akan jalan di tempat.
Tantangan ke depan adalah memastikan pembangunan tetap berjalan dengan dukungan pendanaan yang berkelanjutan.
Proyek ambisius ini kini berada di persimpangan antara peluang besar dan risiko mangkrak.
Akankah IKN berhasil menjadi simbol baru Indonesia atau justru menjadi proyek gagal? Hanya waktu yang akan menjawab.
Sumber: WartaBanjar