DEMOCRAZY.ID - Pilkada serentak yang berlangsung kemarin, hasil quick count menunjukkan dinamika politik yang menarik di beberapa daerah, terutama di Jakarta.
Pengamat politik Rocky Gerung memberikan pandangannya mengenai kekalahan calon yang didukung oleh mantan presidne Joko Widodo (Jokowi) di ibu kota.
Menurut Rocky, meskipun belum ada perhitungan resmi dari KPU, hasil quick count sudah cukup memberikan gambaran.
Di Jakarta, pasangan yang diusung oleh PDIP, Pramono Anung dan Rano Karno, berhasil mengalahkan pasangan Ridwan Kamil dan Suswono yang didukung oleh Jokowi dan Presiden Prabowo Subianto.
"Jakarta adalah pusat gravitasi politik Indonesia, dan fakta bahwa rakyat Jakarta tidak memilih calon Jokowi menandakan adanya penolakan terhadap politik yang dijalankan pemerintah pusat," ujar Rocky dikutip dari channel Youtubenya, Kamis 28 November 2024.
Ia menambahkan bahwa Jokowi tampak berambisi untuk menguasai Jakarta demi mempertahankan pengaruh politiknya.
Namun, dukungan terhadap kandidat independen seperti Dharma Pangrekun yang memperoleh suara 10% menunjukkan bahwa masyarakat Jakarta menginginkan perubahan dan cenderung mendukung ide-ide non-mainstream.
Kemenangan PDIP di Jakarta disebut Rocky sebagai bukti keberhasilan strategi politik partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri.
Megawati sendiri memberikan perhatian besar terhadap hasil Pilkada ini.
Menurutnya, kemenangan PDIP di Jakarta menjadi simbol perlawanan terhadap manipulasi politik yang dianggap merusak demokrasi.
"PDIP di banyak tempat mungkin kalah, tapi kemenangan di Jakarta membuktikan bahwa partai ini masih relevan dan mampu bertahan melawan tekanan politik," kata Rocky.
Kekalahan pasangan Ridwan Kamil dan Suswono di Jakarta juga memberikan pukulan bagi Prabowo Subianto, yang turun tangan memberikan dukungan.
Menurut Rocky, langkah Prabowo ini justru menunjukkan kelemahan karena sebagai presiden, ia seharusnya tidak terlalu terlibat langsung dalam Pilkada.
"Rakyat Jakarta memberikan pesan bahwa Prabowo seharusnya fokus sebagai kepala negara, bukan juru kampanye," jelas Rocky.
Salah satu kejutan dalam Pilkada Jakarta adalah perolehan suara signifikan dari calon independen Dharma Pangrekun.
Dengan mengusung ide-ide orisinal dan non-mainstream, Dharma berhasil menarik perhatian pemilih, meskipun tanpa dukungan partai besar.
"Ini menunjukkan bahwa Jakarta adalah kota dengan pemilih yang cerdas, terbuka terhadap ide-ide baru, dan tidak mudah dipengaruhi oleh uang atau manipulasi politik," jelas Rocky.
Rocky menyimpulkan bahwa kemenangan PDIP di Jakarta bukan hanya keberhasilan elektoral, tetapi juga simbol kembalinya politik yang lebih demokratis.
Ia berharap kemenangan ini menjadi momentum bagi partai untuk memperjuangkan transparansi dan melawan manipulasi politik di masa depan.
"Jakarta adalah miniatur Indonesia. Kemenangan di Jakarta bisa menjadi awal perubahan yang lebih besar di tingkat nasional," tutupnya.
Sumber: PorosJakarta