GLOBAL

Mengejutkan! Mayoritas Warga Israel Anggap Netanyahu 'Ancaman' Bagi Negara

DEMOCRAZY.ID
November 07, 2024
0 Komentar
Beranda
GLOBAL
Mengejutkan! Mayoritas Warga Israel Anggap Netanyahu 'Ancaman' Bagi Negara



DEMOCRAZY.ID - Sebuah survei terbaru dari Channel 13 Israel mengungkapkan bahwa mayoritas warga Israel berpendapat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu merupakan ancaman bagi rezim Zionis.


Menurut laporan IRNA pada Rabu malam yang mengutip kantor berita Samaa Palestina, 52 persen responden menyatakan bahwa Netanyahu berbahaya bagi "keamanan Israel" setelah terjadinya kebocoran informasi rahasia dalam beberapa hari terakhir.


Selain itu, 60 persen warga Israel menganggap mantan Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, lebih layak untuk posisi tersebut dibandingkan hanya 14 persen yang mendukung Israel Katz sebagai pengganti Netanyahu.


Sumber berita melaporkan bahwa Gallant dipecat pada Selasa malam. Dalam pengumuman pemecatan itu, Netanyahu menyatakan: "Hari ini saya memutuskan untuk memecat Gallant dan mengangkat Katz sebagai penggantinya."


Pengumuman ini memicu protes besar-besaran, dengan ribuan warga Zionis turun ke jalan di Tel Aviv, Haifa, dan al-Quds di wilayah pendudukan, sejalan dengan seruan mogok dari beberapa kelompok yang menentang tindakan Netanyahu, termasuk upayanya untuk memperpanjang konflik di Gaza dan ketidakmampuannya membebaskan tawanan Palestina.


Sementara itu, pemukim Zionis juga melakukan unjuk rasa di wilayah pendudukan untuk malam kedua berturut-turut, berkumpul di dekat kediaman Netanyahu di al-Quds meskipun perdana menteri telah pergi dari daerah tersebut selama protes besar pada hari Selasa.


Beberapa sumber melaporkan bahwa pendukung Netanyahu mengarahkan semprotan merica kepada para penentangnya di depan rumahnya.


Pada Selasa malam, puluhan ribu warga Israel berdemontrasi di Tel Aviv, Haifa, dan al-Quds untuk menentang kebijakan Netanyahu.


Di antara kelompok yang menyerukan demonstrasi adalah keluarga tawanan yang ditahan di Gaza, yang telah lama menuduh Netanyahu dan kabinet koalisi sayap kanannya mempermainkan kehidupan orang-orang terkasih mereka.


Pecah! Ribuan Warga Israel Serbu Rumah Netanyahu



Massa Israel kembali menyerbu sekitar rumah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menggelar unjuk rasa di Yerusalem.


Para pedemo ini menuntut kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata. Mereka menyiram jalan dekat kediaman Netanyahu dengan cat merah, demikian dikutip Al Jazeera.


Menurut laporan Times of Israel aksi siram cat merah ini berlangsung di Jalan Azza, Yerusalem.


Warga juga membawa banner bertuliskan "darah para sandera di tangan Anda." Beberapa yang lain mengangkat poster kerabat atau anggota keluarga yang masih disandera.


Di media sosial X video aksi itu beredar luas. Di rekaman tersebut tampak sekelompok orang berjalan sembari membentangkan banner berbahasa Ibrani.


Mereka berjalan di atas aspal yang sudah tersiram cat merah.


Demo di dekat kediaman Netanyahu bukan kali pertama. Pada November lalu, mereka melaksanakan aksi serupa.


Di demonstrasi November lalu, warga menyebut Netanyahu adalah bencana bagi Israel dan menuntut dia mundur dari kursi PM.


"Bibi berbahaya, mundur sekarang!" demikian tulisan di salah satu poster pedemo. Bibi merupakan panggilan akrab Netanyahu.


Netanyahu kini berada dalam tekanan usai nyaris empat bulan Israel melancarkan agresi ke Palestina.


Keluarga kerabat yang masih disandera mendesak Netanyahu segera membuat kesepakatan dengan Hamas sehingga para sandera bisa berkumpul kembali dengan keluarga.


Sementara itu, pihak oposisi mempertanyakan keputusan yang akan diambil pemerintah apakah akan terus perang atau memilih fokus pembebasan sandera.


Upaya damai Israel dan Hamas masih terus diusahakan Qatar dan Mesir. Hamas mengajukan tawaran penarikan total pasukan Israel dan mengakui kelompok ini sebagai pemerintahan di Jalur Gaza.


Namun, Netanyahu menolak persyaratan itu. Dia menilai tawaran tersebut menyia-nyiakan usaha pasukan Israel selama ini.


Israel juga disebut-sebut telah mengajukan tawaran baru. Usulan ini mencakup jeda pertempuran dua bulan dan pembebasan seluruh sandera secara bertahap.


Sumber: Suara

Penulis blog